Pixel Codejatimnow.com

Dewi R Ningati, Manfaatkan Hobi untuk Mengais Rezeki

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Zainul Fajar
Dewi R Ningati saat berswafoto.(Foto: Dokumen Dewi R Ningati)
Dewi R Ningati saat berswafoto.(Foto: Dokumen Dewi R Ningati)

Sidoarjo – Dari hobi menjadi rezeki. Itulah yang dialami Dewi R Ningati, warga Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Berawal dari kegemarannya berswafoto atau selfie dengan baju yang dikenakan, ia akhirnya bisa mendapatkan rupiah.

Dewi memang gemar berswafoto dengan tren fashion masa kini, terutama dengan busana muslim. Hasil jepretannya kemudian diunggah ke media sosial. Dari situlah banyak orang yang tertarik untuk membeli baju yang dikenakannya. Hingga akhirnya Dewi pun membangun dan mengelola usaha butik fashion muslim.

“Awalnya tidak ada pikiran untuk menjualnya. Tetapi ada seorang teman yang tertarik dengan model fashion baju yang saya kenakan. Nah, dari situ saya mulai berpikir untuk sesekali membawa fashion pilihan saya ke beberapa forum, seperti pengajian dan forum perempuan lainnya. Ternyata dari 1 orang yang tertarik, merembet ke beberapa orang yang juga menyatakan ketertarikannya. Sejak saat itulah saya bertekad untuk memulai usaha ini dari nol,” papar Dewi.

Usaha butik bernama Deeshop Collection didirikan dengan sistem pemasaran awal dari mulut ke mulut. Bisnis fashion muslimnya diawali dari teman-teman terdekat di beberapa pengajian. Sampai akhirnya, Dewi memantapkan hati untuk menjajakannya secara online.

Dewi R Ningati saat berswafoto.(Foto: Dokumen Dewi R Ningati)Dewi R Ningati saat berswafoto.(Foto: Dokumen Dewi R Ningati)

Menurutnya, awal mula merintis usaha butik memang tidak mudah. Dengan modal awal hanya membawa beberapa potong baju untuk dijajakan, ia berkeyakinan kuat apa yang diusahakan saat itu akan membuahkan hasil di kemudian hari.

Dewi pun senantiasa istiqomah menjajakan produknya ke beberapa orang di lingkungan sekitarnya. Tidak ada hari tanpa promosi, memposting, atau menawarkan produknya kepada pelanggan. Meski ia menyadari bahwa tidak semua pelanggan akan cocok dengan produk yang ditawarkannya.

“Mental usaha memang ditempa habis-habisan dari usaha saya ini. Intinya hanya sabar dan memberikan service atau pelayanan yang terbaik bagi pelanggan/pembeli. Meski kadang juga ada yang sempat hanya menawar atau tanya-tanya saja. Tapi saya tetap layani itu. Pokoknya saya istiqomah dan memberi pelayanan terbaik. Soal hasil, Insya Allah akan ada feedback yang baik pula bagi saya,” terang perempuan kelahiran Pagar Alam, Sumatera Selatan itu.

Baca juga:
11 Peluang Bisnis Menjanjikan Tahun Ini, Ada yang Cocok?

Dewi mengaku sempat pada fase terendah ketika masa-masa pandemi hadir di Indonesia. Sebelum pandemi, ia bisa menghabiskan atau menjajakan sedikitnya 200 hingga 300 pcs model baju per bulan. Saat kondisi pandemi, per bulan ia hanya sanggup menjual maksimal 20 pcs model baju.

Namun perempuan kelahiran 18 Nopember 1971 itu tidak menyerah. Ia hanya yakin akan satu hal. Yakni, harus survive di tengah pandemi yang melanda. Dengan modal keyakinan kuat dan dukungan penuh dari keluarga, dewi akhirnya bisa melewati fase-fase kritis dengan penuh perjuangan.

Produk yang dijajakan memang beraneka ragam model dan harganya. Mulai busana muslim seharga Rp200.000 hingga Rp1.000.000 per potong, semuanya ada di butik yang beralamatkan di Perumahan Permata Megah Asri L/2 Desa Sidokepung, Buduran, Sidoarjo. Sejumlah pernak-pernik seperti bros dan pin serta berbagai aksesoris murah lainnya juga tersedia untuk para pencinta fashion muslim.

Bersama butik yang dirintis sejak 2015 silam, kini Dewi sudah dapat merasakana hasilnya. Dulu modal awal hanya ratusan ribu rupiah, saat ini omzetnya bisa mencapai jutaan rupiah setiap bulannya. Butik miliknya juga sanggup menjual 250 hingga 300 pcs perbulan. Angka ini bisa bertambah ketika ada even atau momen seperti Ramadan atau Idul Fitri. Dewi bisa menjual 500 pcs saat momen seperti hari raya tersebut.

Baca juga:
Pakuwon City Surabaya Tambah Ruko di Kawasan Komersial, Cek Harganya!

Saat ini, perempuan berusia 50 tahun tersebut juga aktif mengikuti beberapa komunitas dan organisasi. Dewi yang juga Ketua Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) Kabupaten Sidoarjo, tidak sungkan menularkan ilmu berwirausahanya kepada semua perempuan yang ingin mandiri dan berdaya. Baik secara finansial maupun secara pikiran.

“Saya memang ingin menularkan semua ilmu yang saya dapat kepada perempuan di komunitas, organisasi, maupun pengajian yang saat ini saya ikuti. Saya tidak pernah merasa tersaingi. Justru dengan saya membagikan ilmu kepada masyarakat, saya dapat berkah jika memang mereka benar-benar sukses kedepannya,” imbuhnya.

Ke depan, Dewi ingin menjadi perempuan yang menginspirasi dan tidak berhenti memberi ilmu kepada sesama. Menjadi pengusaha memang harus bermental baja dan tahan banting. Selain itu, harus ada keyakinan dan ikhtiar yang kuat di setiap perjalanan merintis usaha.