Ponorogo - Media sosial memang sedang membicarakan Farel Yoga. Bocah cilik itu sukses menggoyang Istana Negara saat upacara detik-detik kemerdekaan pada 17 Agustus lalu.
Namun, selain bocah Banyuwangi itu juga ada penampilan dari Reog Ponorogo. Ada ratusan orang baik penari, hingga penata tari diborong langsung ke Istana Negara.
Acungan jempol untuk rombongan seniman Reog Ponorogo yang tampil memukau di Istana Negara sebelum upacara peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi penari yang terlibat.
Sebanyak 17 pembarong dadak merak, 17 pujangganong, 45 penari jathil dan 45 warok dikirim menyuguhkan pertunjukan yang atraktif di depan Presiden RI, Joko Widodo beserta perwakilan duta besar dari berbagai negara. Juga para menteri, penunggu TNI dan Polri.
Dua diantaranya adalah Muhammad Nandu Tri Wicaksono dan Yufansa Ardy Saputra. Keduanya adalah warga Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Dua pemuda yang masih duduk di kelas 11 SMAN 1 pulung merasa bangga bisa mengenalkan kesenian Reog dan terlibat dalam acara pembuka upacara Kemerdekaan RI ke-77 di Istana Negara, Jakarta.
Yofansa dan Nandu bersama penata busana dan rias setelah tampil di Istana Negara (Foto: dokumen pribadi)
Nandu bahkan tidak menyangka bisa ke Jakarta, menampilkan tari warok di depan para tamu negara. Dia bangga karena bisa menampilkan tari reog di depan Presiden RI dan para tamu.
Baca juga:
Ponorogo Wakili Indonesia dalam Jejaring Kota Kreatif Unesco
Nandu menjelaskan awalnya hanya diajak ketua sanggar tari Nanda Waskita. Saat itu hanya diajak berlatih menari warok. Nandu tidak tahu jika menari untuk ditampilkan untuk Istana Negara.
"Tahunya malah saat mendekati penampilan. Mau berangkat tanggal 13 Agustus itu baru tahu. Ya surprise karena bisa tampil diacara penting," tambahnya.
Hal yang sama juga dirasakan penari Bujangganong, Yufansa Ardy Saputra. Di Jakarta dia bertambah pengalaman. Apalagi tidak sembarang orang bisa masuk ke Istana Negara.
Yufansa bisa menampilkan keahliannya dalam menari. Menurutnya ini adalah pengalaman liar biasa.
Baca juga:
Disbudparpora Ponorogo Diundang Kemendikbud, Reog Segera Sidang ICH Unesco
"Bisa merasakan tampil di depan pejabat negara bukan hanya tingkat lokal saja," pungkasnya.