Pixel Codejatimnow.com

Susur Sungai, Cara Petakan Kondisi DAS Brantas secara Riil

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Achmad Titan
Pemberangkatan susur sungai. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Pemberangkatan susur sungai. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

Kota Batu - Demi mendata dan memetakan kondisi nyata Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, beberapa elemen melakukan susur sungai Brantas.

Kegiatan diikuti oleh masyarakat, organisasi, komunitas lingkungan hidup, Pemerintah Kota Batu, Kota Malang, Perum Jasa Tirta (PJT) I, BBWS, TNI, akademisi, dan sebagainya. Diawali dari titik nol Sungai Brantas (Arboretum) sampai Kampus Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam susur sungai terbagi menjadi 6 etape dengan 6 tim susur sungai utama dan 2 tim susur anak sungai selama 3 hari, 22-24 Agustus 2022.

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko mengatakan sangat mendukung kegiatan tersebut karena bisa memberikan pandangan nyata agar nantinya semua pihak bisa menjaga Sungai Brantas.

"Semua harus menyatukan visi misi demi menjaga kelestarian alam terlebih Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur dan banyak orang yang bergantung pada keberadaanya," ucapnya, Senin (22/8/2022).

Sementara itu, Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan mengatakan melalui kegiatan ini pihaknya ingin memetakan kondisi riil terkini Sungai Brantas di bagian hulu. Karena jarang sekali bagian hulu ditinjau terkecuali saat terjadi bencana semacam banjir bandang pada 4 November 2021.

"Dulu kegiatan susur hulu hingga ke perbatasan Kota Malang pernah dilakukan pada 2019 untuk memetakan segala persoalan di sepanjang aliran Sungai Brantas," ujarnya.

Beberapa hal yang ditemui waktu susur sungai kala itu antara lain pembuangan sampah di sungai, pembuangan limbah cair domestik, bangunan yang menerobos hingga ke ruang sungai serta ditemukannya sumber air yang masih tersisa atau sumber mata air baru.

Baca juga:
Pj Wali Kota Batu Beri LVRI Dana Hibah Operasional Rp50 Juta, Ini Pesannya

"Makanya kita ingin memetakan ulang setelah dua tahun tertunda karena pandemi. Nanti hasilnya bakal kita bandingkan dengan 2019 lalu. Apakah persoalan di sekitar sungai tambah baik, masih tetap atau malah lebih buruk," tegasnya.

Tim susur sungai bakal melaporkan hasilnya kepada Pemda agar bisa menjadi acuan/pijakan Pemda untuk kebijakan pemerintah. Sehingga kepala daerah bisa membuat kebijakan yang condong untuk menjaga lingkungan di sepanjang sungai.

"Tapi hal itu tidak akan bermakna, kalau tidak ada dorongan dari masyarakat. Karena jika ada partisipasi masyarakat seperti Sisir Sungai Brantas ini ada bobot sosial dan penekanan mendalam kepada pemerintah," tegasnya.

Lalu, aktivis lingkungan asal Kota Batu, Herman Ega mengatakan sejak lima tahun terakhir pihaknya aktif melakukan gerakan sosial turun langsung ke sungai. Mereka melaksanakan kampanye peduli sungai dengan cara turun dan bersih-bersih sungai.

Baca juga:
Disperpusip Kota Batu Raih Penghargaan Pengawasan Kearsipan Eksternal 2023

"Keinginan kita susur sungai bisa memantik kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan sungai. Pantauannya selain sampah plastik, kawasan hulu Sungai Brantas juga tercemar kotoran ternak," ujar penggiat Sapu Bersih Nyemplung Kali (Saber Pungli) ini.

Pihaknya akan membantu pendataan dan memperbarui data yang telah didapatkan di susur sungai sebelumnya.

"Kami hanya sebagai organisatornya, tapi sebetulnya ini adalah kerja bersama. Kami menguatkan jejaring, kami berharap dengan data yang didapat nanti, itu akan menjadi semacam prioritas bagi pemerintah dan masyarakat. Harapan saya kesadaran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan yang sehat di kawasan hulu Sungai Brantas bisa tumbuh terus," tutupnya.