Pamekasan - Aksi protes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus terjadi di Pamekasan. Ratusan mahasiswa dan pemuda menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Pamekasan, Senin (05/09/2022). Massa aksi merupakan gabungan dari sejumlah organisasi. Di antaranya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Madura (Unira), dan Forum Aspirasi dan Advokasi Masyarakat (FAAM) Pamekasan.
Massa melakukan longmarch dari monumen Arek Lancor Pamekasan menuju Gedung DPRD. Pengunjuk rasa menyampaikan aspirasinya sepanjang jalan. Termasuk di gedung DPRD. Mahasiswa dan pemuda menyampaikan penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Sebab dianggap semakin menyengsarakan masyarakat.
"Negara ini baru saja mengalami wabah Cvid-19 selama dua tahun lebih. Saat ini masih dalam pemilihan ekonomi, kok harga BBM malah dinaikkan," teriak Basid, salah satu orator aksi.
Kenaikan harga BBM dinilai akan berefek domino terhadap perekonomian masyarakat. Salah satunya berimbas terhadap harag barang dan jasa atau kebutuhan primer. Sebab semua pelaku usaha akan menyesuaikan dengan kenaikan tersebut.
Selain itu, kebijakan pemerintah dinilai akan mengancam terjadinya inflasi. Setiap kenaikan harga BBM sebesar 10 persen akan menambah inflasi sebesar 1,2 persen.
Baca juga:
Nelayan Bangkalan Tuntut Ganti Rugi Petronas karena Hasil Tangkapan Berkurang
"Kebijakan ini jelas akan menyengsarakan 50 persen dari populasi 270 juta jiwa di Indonesia. Kami menolak kebijakan pemerintah dan menuntut harga BBM diturunkan, " teriak orator aksi.
Massa melampiaskan kekecewaannya dengan membakar ban di depan gedung DPRD. Mereka meminta wakil rakyat menyampaikan aspirasinya. Sejumlah wakil rakyat akhirnya menemui pengunjuk rasa.
Baca juga:
Buruh PDP Kahyangan Jember Minta Direksi Dicopot, Dinilai Cuma Numpang Makan
Para wakil rakyat setuju dengan penolakan kenaikan harga BBM. Mereka berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa dan pemuda massa aksi.