Pixel Codejatimnow.com

Badan Intelejen Negara Diminta Tak Curigai Keberadaan KAHMI dan HMI

 Reporter : Erwin Yohanes
 Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Prof R. Siti Zuhro.
Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Prof R. Siti Zuhro.

jatimnow.com - Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Prof R. Siti Zuhro menegaskan, bahwa KAHMI merupakan organisasi yang lahir dan tumbuh kembang untuk memberikan makna yang bermanfaat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"KAHMI yang lahir dari kumpulan para alumni Himpunan Mahasiswa Islam, yang akan selalu berjuang mewujudkan cita-cita dasar HMI yang ingin mewujudkan Insan Cita dan akan selalu konsisten berjuang demi keumatan dan kebangsaan Indonesia secara simultan. Sehingga tidak perlu dicurigai," kata Mbak Wiwieq panggilan akrab Siti Zuhro, di Surabaya, saat meresmikan Graha Kahmi Jawa Timur, Minggu (21/07/2018).

Secara khusus Siti Zuhro mengatakan bahwa pernyataannya soal KAHMI dan HMI tidak perlu dicurigai itu telah disampaikan secara khusus pada suatu kesempatan kepada Badan Intelijen Negara (BIN) yang merupakan salah satu institusi negara yang selama ini dinilai suka mencurigai keberadaan HMI dan KAHMI.

"Itu jaminan saya kepada BIN. KAHMI pada dasarnya tidak perlu dicurigai. Meskipun kita sipil, tapi cinta kita utuh kepada NKRI. Karena kelahiran HMI dan Kahmi itu untuk perjuangan keumatan dan kebangsaan secara utuh di bumi NKRI," kata Siti Zuhro yang juga peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Siti Zuhro secara khusus diundang oleh Majelis Wilayah KAHMI Jatim untuk memberikan sambutan sekaligus orasi Kebangsaan guna meresmikan Graha KAHMI Jatim yang berlokasi di Jalan Gayungsari Timur 10 KAV 22 A Kota Surabaya.

Oleh karena itu, lanjut dia, KAHMI senantiasa terpanggil untuk menjaga kelangsungan dan kemajuan NKRI. Namun sebaliknya kalau NKRI goyah karena ada elite-elite yang sedang bermanuver dan membahayakan NKRI, maka KAHMI akan berteriak kencang.

"Itu sifat watak dasar dari alumni HMI. Boleh orang memandang sebelah mata kepada kita, seperti yang saya sampaikan diacara buka puasa bersama di rumah Bang Akbar [Akbar Tanjung, mantan Ketum PB HMI] beberapa waktu lalu," ujar alumnus Hubungan Internasional, Fisip Universitas Jember itu.

Secara khusus Siti Zuhro menilai bahwa banyak pihak yang melihat KAHMI seolah-olah tidak solid.

"Tapi begitu ada yang menyinggung hal yang prinsip insan cita kita, maka kita akan bergerak bersama guna merespons secara bersama pula," tegasnya.

Siti Zuhro mengatakan bahwa kehadiran KAHMI cukup diperhitungkan dalam kehidupan bernegara dan berpolitik di negeri ini. Hal itu dikarenakan KAHMI memiliki prinsip dalam keberpihakan dan empati terhadap Indonesia yang maju yang sejahtera.

"Prinsip dasar yang kita pahami itu yang menjadikan KAHMI tidak luntur," katanya.

Sementara itu, Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Jatim Bawon Adi Yitoni mengatakan salah satu kebersamaan dan kesolidan anggota KAHMI telah dibuktikan dengan dibangunnya Graha Kahmi Jatim kali ini.

"KAHMI sudah 52 tahun. Kalau bicara program 'ndaki-ndaki' [bahasa Jawa, artinya tinggi], tapi rumah [sekretariat organisasi] tidak punya," katanya.

Selama dalam kepengurusan KAHMI Jatim yang sekarang, lanjut dia, pihaknya mencari cara agar Graha KAHMI Jatim bisa dibangun salah satunya dengan cara gotong royong di antara pengurus dan anggota KAHMI Jatim serta bantuan dari pihak-pihak terkait lainnya.

"Meskipun bisanya membantu Rp100.000 tidak apa-apa, yang penting ikhlas," ujar.

Bawon menyatakan berkat dukungan semua pihak khususnya alumni HMI dari berbagai daerah di Jatim dan berbagai profesi yang ada serta para pihak yang peduli terhadap KAHMI, akhirnya bangunan sekretariat tersebut bisa terwujud.

"Banyak juga pihak eksternal KAHMI yang turut membantu cita-cita mewujudkan sekretariat permanen ini. Alhamdulillah fisiknya sudah tuntas, tinggal memikirkan melunasi tanggungan tanah yang kini dilakukan melalui urunan dan patungan bersama," mantan Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Pemprov Jatim tersebut.

Dalam acara tersebut dilakukan prosesi penggalangan dana untuk menutupi kebutuhan pelunasan lahan yang telah terkumpul sekitar Rp160 juta dari sejumlah alumni baik di Jatim maupun di luar Jatim.

"Sumbangan ini juga mengalir dari berbagai pihak yang hadir maupun yang tidak hadir seperti Bang Akbar Tanjung, Mas Ferri Mursidan Baldan dan sejumlah alumni lainnya," kata Bawon.

Baca juga:
KAHMI Pamekasan Gelar Tasyakuran Bebasnya Anas Urbaningrum

KAHMI Jatim ditantang wujudkan Desa Cerdas

Secara khusus Siti Zuhro pada kesempatan yang sama juga menyatakan pihaknya telah mengembangkan program smart village atau desa cerdas.

"Program smart village ini telah diujicobakan di Tangerang dan Kudus dan ini sudah berjalan 2 tahun. Untuk itu saya memberikan tantangan bagi MW KAHMI Jatim untuk terlibat dalam program mewujudkan smart village itu," kata Mbak Wiwieq.

Mbak Wiwieq, panggilan akrab Siti Zuhro menegaskan bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan 2 lembaga yaitu Pergerakan Indonesia Maju (PIM) yang didirikan dengan Din Syamsudin selaku Ketua Dewan Nasional PIM dan LIPI.

Secara umum desa cerdas dan berkelanjutan adalah desa inovatif yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan cara-cara lainnya untuk mencapai kebahagiaan hidup, meningkatkan kualitas hidup, efisiensi, dan daya saing.

Baca juga:
Ketua DPRD Lumajang Mundur, PKB Jatim: Anak HMI Hafal Pancasila?

Sambil memastikan pemenuhan kebutuhan generasi masa kini dan masa depan dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Untuk bisa menerapkan konsep "Desa Cerdas" diperlukan empat pilar yaitu yaitu "smart people", "smart Environment/living", "smart economy", dan "smart governance".

"Empat itu kita bangun secara simultan, sudah kita uji cobakan. Ketika kita turun dan berkontribusi jangan berfikir uang dulu, dedikasi kita yang tulus dan ikhlas," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, dengan adanya Graha KAHMI ini, ia berharap bisa difungsikan dengan baik dan gunakan semaksimal mungkin. Ia menyarankan agar dibuat perencanaaan untuk penggunaan graha pada tahun pertama dan selanjutnya.
     
Penulis/Editor: Erwin Yohanes