Surabaya - Jajaran Direksi RSUD Dr Soetomo, Direksi RSJ Menur Surabaya, mahasiswa PPDS seluruh program studi, mahasiswa kesehatan dan Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), survivor, dan masyarakat umum menyalakan lilin bersama di halaman Kampus A Unair.
Kegiatan untuk memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia itu, diriingi ratusan nyala lilin sebagai simbol adanya harapan bagi mereka yang sedang berjuang untuk tidak melakukan hal merugikan diri sendiri dan lingkungan.
Para calon dokter juga membagikan leaflet yang berisi informasi, fakta dan cara mencegah bunuh diri kepada pengendara yang sedang melintas di Jalan Prof Dr Mustopo.
Terlihat Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, hadir dan menyanyikan lagu berjudul smile karya mendiang Michael Jackson, sebagai simbol harapan bagi para penderita.
Dalam sambutannya di depan 500 orang yang hadir, Wagub Emil menekankan bahwa Kesehatan mental adalah sebuah hal yang penting, karena masih kuatnya stigma dari upaya bunuh diri sehingga membuat penderita tidak nyaman dan kesulitan menemukan pertolongan.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat agar peduli dan lebih peka, sebab tak jarang para penderita tidak menemukan kepedulian dari circle terdekat seperti keluarga.
“Kadang keluarga juga menjadi tempat yang sulit untuk menerima kalau ada anggota keluarganya sedang mengalami depresi, itu sangat mungkin terjadi. Maka dari itu, teman bisa menjadi sandaran yang luar biasa,” imbuhnya.
Emil juga mengingatkan masyarakat supaya tidak meremehkan kesehatan mental, dan mulai menyebarkan kepedulian kepada sesama untuk membangun suasana yang sehat.
Baca juga:
Pilgub Jatim 2024, Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil
"Mari kita mulai dengan tidak meremehkan kesehatan mental, selain itu saling menyebarkan kepedulian kepada sesama untuk membangun suasana yang sehat. Selain itu juga penting adanya waktu untuk mencurahkan kegelisahan kepada siapa saja yang dipercaya," bebernya.
“Mari kita mulai dengan tidak meremehkan keadaan. Kita tahu di luar sana ada orang yang lebih susah, ada orang yang lebih menderita. Tapi itu bukan tentang lomba siapa yang paling menderita, tapi tentang kondisi kesehatan mental,” ucapnya.
Kemudian, Emil juga mengapresiasi FK Unair yang mengadakan acara peringatan hari kesehatan mental. Menurutnya, kepedulian itu akan memiliki dampak besar, karena dilakukan civitas akademika, dan akan berpengaruh besar terhadap masyarakat.
“Mudah-mudahan, karena kepedulian ini diinisiasi para intelektual, masyarakat luas akan lebih mudah untuk teryakinkan pentingnya mental health,” katanya.
Baca juga:
Konsolidasi Menangkan Khofifah-Emil, PPP Jatim Minta Kader Fokus Tidak Terlena
Sedangkan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) sekaligus perwakilan dari IASP Nalini Muhdi, dr. SpK (K) mengutarakan bahwa kasus bunuh diri perlu menjadi bagian penting dari undang-undang kesehatan di Indonesia.
Menurutnya kasus kesehatan mental yang berujung tindakan bunuh diri ini ibarat fenomena gunung es, di mana kasus yang terjadi lebih tinggi daripada yang terlaporkan. Selain itu hingga saat ini masih belum ada data pasti dan upaya untuk langkah konkret dalam melakukan pencegahan.
“UU Kesehatan masih mengatakan bahwa suicide itu ilegal, maka di semua rumah sakit di Indonesia, suicide itu tidak dijadikan diagnosis karena tidak di cover oleh sistem asuransi kesehatan apapun, itu yang jadi masalah dan itu sudah saya laporkan,” tuturnya.
“Kita adalah teman mereka, kita harus menjadi orang yang empati, supportif dan menimbulkan harapan bagi mereka, bukan menghakimi,” tutupnya.