Bojonegoro - Lilik Budi Witoyo, warga Desa Tlogohaji, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro membagikan tips sukses menanam pohon kopi di dataran rendah.
Bermula dari kecintaannya pada kopi sejak 2018, Budi mencoba berbagai metode hingga menemukan formulasi yang pas untuk menanam pohon kopi dengan penyesuaian kondisi alam Bojonegoro.
Jungkir balik prosesnya dilalui Budi dengan tekun. Mulai dari proses pengolahan tanah, mengatasi problem cuaca, hingga menghasilkan ceri kopi yang dapat diolah menjadi biji kopi berkualitas bernilai ekonomi tinggi.
Menurut Budi yang juga pemilik kebun kopi di Kecamatan Sumberrejo, sebelum melakukan penanaman pohon kopi, petani harus lebih dulu membersihkan lahan dari gulma dan akar sisa tanaman liar. Tujuannya agar tumbuh kembang pohon kopi tidak terganggu.
Untuk kondisi tanah patisol seperti di Bojonegoro, perlu treatment khusus dengan membuat kompos dari bahan organik seperti pelepah pisang, dedaunan, kotoran kambing atau sapi dan sekam padi. Kemudian difermentasi dengan ditambahkan dekomposer.
"Setelah lahan siap dapat dilakukan penanaman dengan metode punggem, dengan membuat lubang tanam dengan jarak 2,5 meter pada setiap pohonnya, untuk memulai menanam paling cocok dilakukan pada awal musim penghujan," ujarnya, Minggu (11/9/2022).
Baca juga:
Tomoro Coffee Tunjuk Maudy Ayunda jadi Empowering Officer
Sementara untuk mengatasi kondisi cuaca Bojonegoro yang panas, perlu dipersiapkan tanaman peneduh di sekitar pohon kopi. Hal tersebut untuk mengurangi terik matahari secara langsung serta daun yang gugur dari pohon peneduh juga sebagai pupuk alami.
"Untuk pohon peneduh, dapat menggunakan pohon sengon, lamtoro, duren, kelor dan pete, sementara untuk bibit kopi bisa membeli bibit siap tanam atau menyemai, yang paling kuat jenis robusta, tapi varietas yang lain juga bisa," jelasnya.
Ngadi, Ketua Kelompok Tani setempat menambahkan, untuk perawatan pohon kopi perlu memperhatikan kebutuhan air yang cukup.
Baca juga:
Disbun Jatim Fokus Kembangkan Inovasi Tingkatkan Produksi Komoditi Perkebunan di 2024
"Penyiraman dilakukan 1 kali sehari saat musim kemarau, untuk menjaga kelembaban tanah pada saat musim kemarau bisa menggunakan penutup mulsa organik sekaligus menambah unsur hara. Namun bila musim hujan tidak perlu disiram," beber Ngadi.
Ngadi berharap penelitian pengembangan perkebunan kopi dapat memunculkan potensi pertanian dan perkebunan baru, seperti lahan di sekitar pekarangan rumah masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk menanam kopi.
"Harapannya ke depan pekarangan rumah masyarakat dapat dimanfaat untuk menanam kopi sehingga bisa menjadi alternatif usaha bagi masyarakat di Kabupaten Bojonegoro," pungkasnya.