Pixel Codejatimnow.com

Emak-Emak Ini Bertahan di Tengah Pandemi dengan Menjual Kerajinan Tas Jali

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Achmad Supriyadi
Suciningati saat menganyam tas jali.(Nor for jatimnow.com)
Suciningati saat menganyam tas jali.(Nor for jatimnow.com)

jatimnow.com - Suciningati berganti usaha dari jual-beli sembako menjadi pembuat kerajinan tas anyaman atau tas jali.

Emak-emak itu banting setir karena dampak pandemi Covid-19. Dia harus mencari mata pencaharian baru dengan menganyam tas.

"Awalnya jualan sembako, karena Covid-19 jalan-jalan pada ditutup, banyak di rumah. Jadi macet, akhirnya bangkrut (usaha sembako)," ujar perempuan 44 tahun ini, Kamis (5/10/2022).

Ibu tiga anak itu harus memutar otak untuk membantu perekonomian keluarga guna mengganti usaha yang dirintis sejak 7 tahun. Ia mendapatkan pelatihan rajut pada 2021 dan tali jali pada 2022 dari Pemkot Mojokerto.

"Ada pelatihan dari dinas itu rajut dan jali, saya ikuti. Terus saya menekuni yang jali, alhamdulillah berjalan sampai sekarang," tukasnya.

Suciningati saat menganyam tas jali.(Nor for jatimnow.com)Suciningati saat menganyam tas jali.(Nor for jatimnow.com)

Perempuan yang kerap disapa Uci ini awalnya mengeluarkan modal sebanyak Rp500 ribu untuk merintis bisnis rumahan. Uang digunakan untuk membeli bahan dasar tas jali dari plastik dengan harga Rp50 ribu per kg dari Kabupaten Ponorogo.

Baca juga:
Melihat Ragam Kerajinan Karya Warga Binaan Lapas Klas II B Tulungagung

"Terus saya beranikan diri lanjut dengan modal Rp500 ribu. Bahan bakunya dari Ponorogo," beber Uci.

Istri dari Khoirudin tersebut memilih plastik jali untuk menghasilkan tas yang berkualitas tebal dan kuat. Satu tas berukuran sedang dikerjakan hanya dalam waktu 3 jam.

Kini, Uci bisa menghasilkan tas jali jinjing, tas laptop, tas selempang, dompet, hingga tas ransel. Harganya dibanderol mulai harga Rp30 ribu sampai Rp100 ribu. Tas buatannya mendapat respons baik. Tak hanya digemari warga Mojokerto, tapi juga warga Bali dan Surabaya.

Baca juga:
Dekranasda Bojonegoro Beri Dukungan dan Fasilitasi Pelaku UMKM Lokal

"Omzet masih dikisaran Rp2 juta sampai Rp3 juta per bulan. Alhamdulillah bisa bantu-bantu kebutuhan harian di rumah," katanya.

Saat ini Uci mengalami kendala dalam penjualan tas jali. Ia hanya menjual produknya lewat offline dan lewat WhatsApp.

"Kendalanya penjualan saja, saya baru memasarkan offline. Kalaupun online hanya pesanan melalui WA saja," pungkas Uci.