Pixel Codejatimnow.com

Ayam Mati Misterius di Banyuwangi, Dinas Pertanian: Disebabkan Virus

 Reporter : Erwin Yohanes
Salah satu ayam milik warga di Banyuwangi mati misterius
Salah satu ayam milik warga di Banyuwangi mati misterius

jatimnow.com - Penyebab puluhan ayam yang mati mendadak di Dusun Mangli, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, masih misterius. Namun, Dinas Peternakan setempat, menduga ayam-ayam tersebut terserang virus mematikan.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Banyuwangi, drh Bambang Sugiarto menjelaskan, pihaknya sudah tinjau lapangan dan melakukan pendataan. Kematian ayam secara misterius itu kali pertama pada 22 Juli 2018 lalu.

"Dengan rata-rata kematian 3 sampai 5 ekor ayam setiap harinya. Hasil pendataan ada 27 ekor ayam yang mati dari 4 pemilik ternak," jelasnya, kepada wartawan, Jumat (27/7/2018).

Dugaan sementara, penyebab kematian puluhan ayam peliharaan warga itu terkena serangan penyakit Newcastle Disease (ND) atau Tetelo ayam. ND merupakan penyakit pada unggas besar yang mematikan.

Baca juga: Puluhan Ayam di Banyuwangi Ditemukan Mati Tanpa Gejala Sakit

"Penyebabnya adalah serangan virus NDV, suatu virus RNA berkas tunggal dengan sekuens antisens negatif," kata dia menduga.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Namun untuk kepastian penyebab kematian ayam-ayam tersebut baru bisa diketahui setelah melalui uji laboratorium. Dimana petugas Dinas Peternakan telah mengambil sampel pada bagian ayam yang mati.

"Sudah dilakukan penyemprotan desinfektan dan uji laboratorium. Kami sudah tinjau lapangan, untuk kepastian penyakitnya masih menunggu," pungkasnya.

Sebelumnya, puluhan ayam di Dusun Mangli Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi dilaporkan mati secara mendadak. Padahal, ayam-ayam peliharaan warga tersebut terlihat baik-baik saja. Juga, tidak ada gejala jika ayam sedang sakit.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

Warga khawatir jika kematian ayam secara misterius itu akan semakin meluas.

Reporter: Irul Hamdani

Editor: Erwin Yohanes