Pixel Codejatimnow.com

Begini Pengakuan Saksi Mata Bentrokan Massa Pesilat

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Salah satu titik bentrok yang melibatkan massa pesilat di Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah)
Salah satu titik bentrok yang melibatkan massa pesilat di Lamongan.(Foto: Adyad Ammy Iffansah)

jatimnow.com - Warga Lamogan bernama Amel (19) menjadi saksi betapa mencekamnya bentrokan massa yang melibatkan perguruan silat, Selasa (11/10/2022).

Kepada jatimnow.com, Amel menceritakan saat dirinya memergoki sekolompok massa yang berniat melakukan penghadangan di Jalan nasional Lamongan-Babat tepatnya di Desa Plosowahyu.

"Puluhan orang berkumpul di sepanjang rel kereta tepatnya Desa Plosowahyu. Masing-masing dari mereka membawa batu dan bersiap ingin menyerang," ungkap Amel yang saat itu pulang kuliah di Universitas Muhammad Lamongan.

Amel yang tak tahu sebelumnya ada kericuhan yang melibatkan massa pesilat pun merasa takut dan terkejut. Seperti diketahui, jalan tersebut merupakan rute perguruan silat menuju Bojonegoro dan Tuban.

"Tak kirain ada apa, takut pasti mas. Saat itu juga kan jam pulang kuliah banyak mahasiswa yang menunggu bus di halte. Kasihan juga kalau terkena serangan," katanya saat mengetahui ternyata niat sekumpulan orang itu menghadang rombongan pesilat.

Baca juga:
Pilihan Pembaca: Konser Denny Caknan, Penjual Dawet, Bentrokan Massa Pesilat

Selain Amel, petugas pengamanan juga mengaku bahwa kejadian tersebut cukup mencekam. Komandan Koramil 0812/01 Lamongan Kapten CKU Yanto Budi Utomo menceritakan ada puluhan batu beterbangan dan saling serang antarmassa.

"Batu-batu beterbangan, teriakan, saling caci dan maki terucap dari ribuan massa yang bentrok. Saya hanya bisa mendinginkan, meminta agar massa pesilat tak terpancing dan melanjutkan perjalanan," ungkapnya saat mengawal rombongan pesilat melintas di Desa Pangkat Rejo hingga perbatasan Kecamatan Sukodadi.

Baca juga:
Geram Sering Diserang Massa Pesilat di Lamongan, Korban Tantang Duel 1 Lawan 1

Sepanjang jalan tersebut pengawalan cukup ketat. Anggota koramil dan pihak kepolisian bisa sedikit meminimalisasi gesekan.

"Alhasil dari perbatasan antarkecamatan saya berhenti karena teritorialnya beda. Tapi masuk Kecamatan Sukodadi hingga Pucuk massa kembali memanas. Saya dapat info jika bentrokan membesar di sana (Kecamatan Pucuk)," katanya.