Pixel Code jatimnow.com

Tragedi Kanjuruhan Lebih Mengerikan dari Video di Medsos

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Ni'am Kurniawan
Sejumlah orang dievakuasi dari stadion saat tragedi Kanjuruhan terjadi (Foto: Dok. jatimnow.com)
Sejumlah orang dievakuasi dari stadion saat tragedi Kanjuruhan terjadi (Foto: Dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Rekaman CCTV dalam insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang disebut lebih mengerikan dari video yang beredar di media sosial (medsos).

Hal itu terungkap dari investigasi yang dilakukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh itu, proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di medsos," ujar Ketum Tim TGIPF, Mahfud MD melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden seperti dilihat jatimnow.com, Jumat (14/10/2022).

Menurut Mahfud, ada 32 rekaman CCTV yang telah dikantongi TGIPF, mulai jatuh bangunnya korban hingga meninggal, semua terekam jelas. Dia mengatakan, mayoritas meninggalnya korban akibat saling berdesakan di pintu keluar.

"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, yang satu bisa keluar, yang satu tertinggal. Yang di luar masuk lagi untuk menarik temannya, terinjak-injak, lalu meninggal," ungkap dia.

Baca juga:
Manajemen Arema Hadiri Peringatan 2 Tahun Tragedi Kanjuruhan

Beberapa rekaman CCTV juga menjelaskan bahwa suporter Arema FC itu sempat saling membantu temannya dengan alat pernafasan. Karena dari dalam stadion telah penuh dengan gas air mata.

"Ada juga yang memberi bantuan pernafasan, karena satunya sudah tidak bisa lagi bernafas. Yang membantu kena semprot juga, meninggal. Itu ada di situ, di CCTV," sambung Menkopolhukam RI tersebut.

Baca juga:
Polres Malang Bantu Prasarana UMKM Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan

Dari video rekaman CCTV itu, Mahfud menegaskan jika tragedi Kanjuruhan sepenuhnya merupakan kelalaian. Bahkan ia menyebut jika PSSI wajib memenuhi tanggung jawab.

"Pengurus PSSI harus bertanggung jawab beserta sub-sub organisasinya," tegas Mahfud