Pixel Codejatimnow.com

Ribuan Warga Desa Sitiarjo Terendam Banjir, 155 Korban Lansia

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Achmad Titan
Dampak banjir bandang di Kabupaten Malang. (Foto-foto: BPBD Kab. Malang to Jatimnow.com)
Dampak banjir bandang di Kabupaten Malang. (Foto-foto: BPBD Kab. Malang to Jatimnow.com)

jatimnow.com - Hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu 15 Oktober 2022 menyebabkan banjir di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Tercatat ada 533 KK dengan jumlah 1.448 jiwa yang terdampak banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Muhammad Nur Fuad Fauzi mengakui hal tersebut. Banjir membuat Sungai Penguluran meluap, selain itu juga karena ombak di Laut Selatan sedang tinggi, sehingga air sungai meluap ke daratan.

"Secara rinci ada 713 jiwa perempuan dan 685 merupakan laki-laki, lalu lansia 155 orang, lalu bayi dan balita 51 orang, ibu hamil 4 orang," jelasnya, Senin (17/10/2022).

Sekarang personel gabungan dari BPBD, relawan dan pihak terkait masih melakukan upaya evakuasi sekaligus pembersihan. Lalu, Pemerintah Kabupaten Malang langsung bergerak cepat menyalurkan bantuan bagi warga terdampak serta penyaluran air bersih.

Bupati Malang H M. Sanusi mengatakan pihaknya sudah menyediakan bantuan sembako bagi korban terdampak banjir dan air bersih untuk minum dan kebutuhan masak.

Baca juga:
Tim SAR Susur Sungai Kedak, Cari Lansia yang Hilang Akibat Banjir Kota Kediri

"Air bersih akan dipasok setiap hari sebab sumur di rumah-rumah warga masih kotor akibat terendam air banjir. Selain itu juga ada posko kesehatan darurat bagi warga terdampak," tegasnya.

Air bersih dikatakan Sanusi merupakan salah satu yang terpenting ditangani. Sebab sumur di rumah-rumah warga banyak yang kondisinya kotor karena terendam lumpur.

"Dinas Kesehatan juga harus cek kondisi kesehatan warga yang terdampak. Jika ada yang sakit langsung ditangani," pesannya.

Baca juga:
Curhat Warga Ngampel Kota Kediri yang Rumahnya Masih Terendam Banjir 1 Meter

Soal penanganan dini dan kesiapsiagaan warga, Sanusi sudah cukup bagus dalam tanggap darurat. Itu karena banjir di wilayah tersebut kerap terjadi, bahkan setiap tahun.

"Warga punya mesin penyedot air sendiri-sendiri. Prinsipnya saat ini penanganan lanjutan adalah bersih-bersih," terangnya.