Pixel Codejatimnow.com

4 Kecamatan di Kabupaten Malang Dikepung Banjir, Cuaca Ekstrem Masih Mengancam

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Achmad Titan
Kondisi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Malang. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Kondisi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Malang. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kondisi beberapa wilayah di Kabupaten Malang cukup mengkhawatirkan akibat banjir yang melanda. Selain di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Ada tiga kecamatan lagi yang terdampak banjir meliputi Kecamatan Pagak, Kecamatan Donomulyo, dan Kecamatan Dampit.

Sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi mengguyur hampir sebagian besar wilayah Malang Raya sejak pukul 06.00 WIB, Senin (17/10/2022).

Petugas BPBD Kabupaten Malang masih melakukan evakuasi warga-warga yang mengungsi.
Kepala BPBD Kabupaten Malang, Nur Fuad Fauzi mengatakan awalnya banjir menerjang Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan Sabtu lalu meluas karena intensitas hujan sangat tinggi mulai Minggu (16/10/2022).

"Semoga tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir kali ini. Sekarang kita terus melakukan upaya bantuan kepada korban dan evakuasi warga terdampak banjir," ucapnya.

Baca juga:
Tim SAR Susur Sungai Kedak, Cari Lansia yang Hilang Akibat Banjir Kota Kediri

Terpisah, BMKG Juanda mengeluarkan rilis resmi kewaspadaan cuaca ekstrem hingga sepekan kedepan. Kepala Stasiun BMKG Juanda Taufiq Hermawan mengatakan potensi cuaca ekstrem karena Jawa Timur memasuki masa peralihan/pancaroba dan awal musim hujan.

"Kondisi itu membuat dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan," ujarnya.

Baca juga:
Curhat Warga Ngampel Kota Kediri yang Rumahnya Masih Terendam Banjir 1 Meter

Selain itu, aktifnya fenomena gelombang atmosfer Equatorial Rossby, serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +0.5 sampai dengan +2.5 °C, sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.

"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan awan Cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es," tutupnya.