jatimnow.com - Intensitas hujan yang cukup tinggi membuat debit air di Sungai Brantas naik. Hal ini membuat aktivitas jasa penyeberangan perahu di Desa Megaluh, Kecamatan Megaluh, Jombang ditutup pada Selasa (18/10/2022).
Dampak dari penutupan penyebarangan tersebut, warga yang hendak ke Kabupaten Nganjuk ke Jombang maupun sebaliknya, lumpuh total.
Menurut keterangan Sutiyo (35) warga Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk, kondisi debit air yang tinggi ini terjadi sejak kemarin malam sekitar pukul 8.00 WIB. Atas kondisi ini, ia mengaku tidak bisa pulang ke rumah, karena penyebrangan perahu ditutup.
"Kondisinya itu banjir mas, gak bisa dilewati. Gak ada perahu yang bergerak. Sementara ya nunggu, banyak juga yang balik karena ditutup," ungkapnya.
Terlihat, sejumlah pengguna jasa perahu penyeberangan rata-rata orang bekerja dan sekolah, mereka terpaksa harus kembali untuk mencari jalan lain agar bisa sampai di tempat tujuan.
Baca juga:
Pelajar Tulungagung Tenggelam di Sungai Brantas, 2 Hari Belum Ditemukan
Tak hanya debit air yang meninggi, aliran air Sungai Brantas juga cukup deras untuk diseberangi. Bahkan, sejumlah dermaga yang biasa dipakai perahu bersandar, juga nampak kebanjiran.
Polisi melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.
Aiptu Slamet Riyadi, anggota Polsek Megaluh, mengatakan aparat dari Polsek yang bertugas diterjunkan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Baca juga:
Melihat Tradisi Pladu di Sungai Brantas, Warga Kediri Panen Ikan Mabuk
Ia menyebut, debit air kembali normal, perahu penyebarangan yang menghubungkan Jombang dan Nganjuk ini akan bisa beroperasi dengan normal.
"Ini akibat banjir di Blitar. Kita pantau untuk melihat debit airnya untuk antisipasi dan termasuk tambangan tambangan perahu ini kita ngasih masukan masyarakat apabila banjir masih meluap lebih baik menjaga keselamatan lebih baik putar," pungkasnya.