Pixel Codejatimnow.com

Menengok Warga Jombang Meraup Cuan dari Kerajinan Daun Pandan Berduri

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Elok Aprianto
Kerajinan daun pandan berduri hasil karya Suryanto, warga Desa Tapen, Kecamatan Kudu.(Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Kerajinan daun pandan berduri hasil karya Suryanto, warga Desa Tapen, Kecamatan Kudu.(Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)


jatimnow.com - Daun pandan berduri yang biasanya tumbuh liar di halaman rumah, dapat diubah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai jual tinggi.

Seperti yang dilakukan Suryanto (49), warga Desa Tapen, Kecamatan, Kabupaten Jombang. Di tangan kreatifnya, daun pandan berduri mampu disulap menjadi beragam kerajinan.

Ditemui di rumahnya, terlihat beberapa orang sibuk membuat kerajinan. Mulai dari songkok, lampu hias, tas dan kerajinan tangan lain sebagainya. Kerajinan tangan yang mereka kerjakan semua dari daun pandan.

Tangan terampil mereka cukup cekatan menganyam satu per satu daun pandan kering. Hingga sekarang, produksinya masih bertahan. Sayang, produksi kerajinan ini bergantung cuaca. Mau tidak mau, mereka harus mengurangi jumlah produksi bila cuaca tak menentu seperti saat ini.

Suryanto menceritakan bisnis ini berjalan sejak lama, sekitar 7 tahun yang lalu. Ia menjelaskan awalnya, kerajinan daun pandan ini bermula dari banyak tanaman daun pandan yang ada di sekitar rumahnya.

"Melihat banyak daun pandan itu tiba-tiba muncul ide untuk membuat kerajinan daun pandan. Di wilayah utara Brantas, sudah banyak warga yang membuat anyaman serupa. Dan untuk membuatnya ternyata tidak sulit," ungkapnya, Senin (24/10/2022).

Ia menjelaskan, untuk membuat kerajinan tangan ini awalnya, daun pandan siap panen dibersihkan terlebih dahulu, terutama menghilangkan duri-duri di bagian pinggir daun.

"Selanjutnya daun dipanaskan di bawah terik matahari sampai kering. Setelah daun benar-benar kering, baru bisa digunakan untuk kerajian," ungkapnya.

Ia mengaku, cuaca tidak menentu seperti sekarang ini sangat berpengaruh terhadap usahanya. Karena dirinya sangat mengandalkan terik matahari.

Baca juga:
Melihat Ragam Kerajinan Karya Warga Binaan Lapas Klas II B Tulungagung

"Ya, susahnya sekarang cuaca tidak menentu, penjemuran daun pandan tidak bisa maksimal," ucapnya.

Dikatakan Suryanto, saat cuaca sedang terik waktu penjemuran daun pandan biasanya membutuhkan waktu antara 2-3 hari.

"Kalau musim tidak menentu seperti sekarang, maka penjemuran daun pandan berhari-hari. Ya bisa kering antara 5-7 hari. Karena baru dijemur beberapa jam turun hujan," tegasnya.

Ia mengaku, kondisi cuaca tak menentu seperti saat ini, dulu pernah ia alami. Saat itu ia sempat menggunakan mesin pemanas untuk mengeringkan daun pandan.

"Namun, setelah dilakukan beberapa kali, ternyata hasilnya tidak maksimal. Daun pandan justru menjadi rusak," paparnya.

Baca juga:
Dekranasda Bojonegoro Beri Dukungan dan Fasilitasi Pelaku UMKM Lokal

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, langkah yang paling aman yakni mengurangi jumlah produksi.

"Bila dalam kondisi normal, bisa memproduksi 10 kerajinan tangan dengan bentuk berbeda-beda. Untuk sekarang ini, hanya produksi 4-5 buah. Ya karena bahannya kurang, jadi mengurangi jumlah produksi," tegasnya.

Meski begitu, ia mengaku tetap bersyukur. Karena dalam satu bulan masih mendapat penghasilan sekitar Rp6 juta.

"Untuk harga yang paling murah Rp5 ribu seperti tempat korek api. Dan yang paling mahal ratusan ribu rupiah seperti lampion," pungkasnya.