Pixel Codejatimnow.com

Bupati Trenggalek Cek Lokasi Bencana Longsor dan Tanah Gerak

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Bramanta Pamungkas
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat meninjau lokasi tanah gerak.(Foto: Diskominfo Trenggalek)
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat meninjau lokasi tanah gerak.(Foto: Diskominfo Trenggalek)

jatimnow.com - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin meninjau lokasi bencana longsor dan tanah gerak di Desa Timahan, Kecamatan Kampak. Total terdapat 13 KK yang terdampak tanah longsor dan tanah gerak. Jalan dan rumah warga terlihat mengalami retak-retak. Bahkan salah satu warga berinisiatif merobohkan rumahnya yang sudah doyong. Pemilik rumah takut bangunan rumahnya roboh mengenai bangunan warga yang lain.

Dari hasil mitigasi yang dilakukan Pemkab Trenggalek, terdapat 3 lokasi bencana tanah gerak dan longsor. Yakni di Desa Pandean, Kecamatan Dongko, Desa Sumurup Kecamatan Bendungan dan Desa Timahan Kecamatan Kampak.

Untuk Desa Pandean sebanyak 16 KK harus mengungsi. Sedangkan di Desa Sumurup sebanyak 37 rumah terdampak tanah gerak. Tempat tersebut juga dinyatakan tidak aman untuk dijadikan hunian dalam waktu lama.

"Solusi penanganannya dengan melakukan relokasi, " ujar bupati yang akrab dipanggil Mas Ipin ini, Selasa (25/10/2022).

Baca juga:
Mas Ipin Safari Ramadan Tinjau Infrastruktur di Munjungan

Skema relokasi akan disiapkan pemerintah. Sejauh ini, pihak Pemkab sudah mendapatkan lampu hijau dari Pemprov Jatim untuk menggunakan lahan perkebunan yang dikelolanya. Meskipun begitu, Mas Ipin juga mendorong untuk mencari tanah pemajakan yang pemerintah bisa beli.

"Dengan begitu kami bisa siapkan relokasi yang lebih aman. Karena warga masyarakat sudah sangat resah di sini. Meskipun tidak hujan retakannya semakin lama juga semakin meluas," tuturnya.

Baca juga:
Bupati Trenggalek Terima Penghargaan Tokoh Perubahan dari Fortune Indonesia

Sebelumnya 16 KK di Desa Pandean, Dongko, terpaksa mengungsi karena kediamannya retak akibat tanah gerak. Kejadian tanah gerak di tempat ini terjadi menahun dan kembali bergerak di awal Oktober. Kejadian baru semakin parah, retakan dinding rumah semakin besar.

Selain di Pandean, di Dusun Pule, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, bencana hidrometeorologi basah juga mengancam 37 rumah (51 KK). Sebelumnya 4 rumah pada Selasa (18/10) lalu rata dengan tanah akibat tersapu tanah longsor.