Pixel Codejatimnow.com

Jembatan Gantung di Cokromenggalan Ponorogo Ditargetkan Selesai Desember 2022

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Mita Kusuma
Pembangunan jembatan gantung di Kelurahan Cokromenggalan, Kabupaten Ponorogo.(Foto: Mita Kusuma)
Pembangunan jembatan gantung di Kelurahan Cokromenggalan, Kabupaten Ponorogo.(Foto: Mita Kusuma)

jatimnow.com - Sebuah jembatan gantung dibangun di Kelurahan Cokromenggalan, Kabupaten Ponorogo. Jembatan diharapkan mempermudah akses warga dua desa/kelurahan di Kabupaten Ponorogo.

Adalah Desa Cekok, Kecamatan Babadan dengan Kelurahan Cokromenggalan, Kecamatan Ponorogo. Jembatan gantung ini merupakan aspirasi dari anggota DPR RI Sri Wahyuni.

“Di sini tidak ada jembatan. Masyarakat ingin ada jembatan. Kami coba usulkan, kebetulan saya Komisi V yang bekerja sama dengan PUPR (Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat),” ujar Sri Wahyuni, Sabtu (27/10/2022).

Dia mengatakan bahwa setelah diusulkan sebagai aspirasi dan disetujui, dana yang dikucurkan dari kementerian PUPR sekitar Rp4 Miliar. Dengan dana itu mendapatkan panjang 42 meter dan lebar 3 meter.

“Selain yang sini, 2020 lalu di Desa Glinggang, 2021 di Desa Kapuran. 2022 Di Kelurahan Cokromenggalan. 2023 Nanti ada di Desa Gedangan, Ngrayun,” kata Yuni—sapaan akrab—Sri Wahyuni.

Sementara perwakilan dari Kementerian PUPR Surya Adiguna mengatakan, saat ini pembangunan jembatan gantung di Kelurahan Cokromenggalan belum selesai. Target selesai pada 31 Desember 2022.

Baca juga:
Peledakan Jembatan Sepanjang Sidoarjo Biar Jadi Edukasi Generasi Muda

“Progres 33 persen. Insya Allah doakan lancar selesai di 31 Desember 2022,” jelas Surya ditemui awak media di lokasi.

Menurutnya, jembatan bisa digunakan oleh pengendara roda 2. Selain itu juga para pejalan kaki. Sekaligus bisa digunakan pengendara roda 4 dengan catatan memang emergency.

“Roda 4 emergency sifatnya darurat, secara umum tidak untuk roda 4. Hanya roda 2 dan pejalan kaki,” bebernya.

Baca juga:
Mengenal Sejarah Jembatan Pelor, Salah Satu Akses Alternatif Tersibuk di Kota Malang

Di sisi lain, salah satu warga Tedy mengaku senang dengan adanya jembatan gantung. Terlebih makam ibunya berada di Kali Ombo atau tembusan Jembayan gantung di Kelurahan Cokromenggalan.

“Kalau dulu muter lewat Ngedam. Sekarang tinggal tembus saja. Ndak jauh-jauh,” pungkasnya.