Pixel Codejatimnow.com

Pencarian Pendaki yang Hilang saat Ritual di Gunung Lawu Dihentikan

Editor : Rochman Arief  Reporter : Mita Kusuma
Open sar pencarian Ali Rahmatullah ditutup (foto: Basarnas Trenggalek for jatimnow.com)
Open sar pencarian Ali Rahmatullah ditutup (foto: Basarnas Trenggalek for jatimnow.com)

jatimnow.com – Pencarian Ali Rahmatullah, seorang pendaki Gunung Lawu asal Kediri dihentikan. Bahkan relawan dari tim Gabungan SAR telah kembali ke kesatuan masing-masing.

“Ditutup mulai kemarin sore, sekitar jam 16.30 wib,” ujar Ketua tim pencarian dari Basarnas Trenggalek, Eko Aprianto, Selasa (1/11/2022) pagi.

Dia menjelaskan penutupan open SAR ini dengan beberapa pertimbangan. Hal yang paling penting adalah hasil pencarian selama sepekan nihil. Bahkan jejak pendaki tidak ditemukan.

“Semua wilayah telah disisir relawan. Mulai dari jalur Magetan melebar ke Jawa Tengah dan Ngawi. Belum ada hasil,” kata Eko.

Eko menambahkan bila tim gabungan telah memberitahu keluarga bahwa pencarian survivor dari Kediri ditutup. Menurutnya, keluarga pun telah menerima ikhlas.

Dengan ditutupnya pencarian pencaki Ali Rahmatullah, semua kegiatan dikembalikan ke potensi SAR di Magetan.

“Tetap akan dibuka ketika ada jejak atau memang ada penemuan,” pungkasnya.

Baca juga:
Umat Hindu Suku Tengger Probolinggo Gelar Ritual Tawur Kasanga, Buang Sifat Jahat

Sebelumnya, Basarnas Trenggalek melaporkan seorang pendaki asal Kediri belum turun sejak mendaki pada 15 Oktober silam.

Berdasarkan registrasi di pos pendakian, pria asal Kediri dengan nama Ali Rahmatullah (48), seharusnya turun dari puncak Lawu, Selasa 18 Oktober 2022 silam.

Bahkan pendaki sempat dilaporkan ngopi (minum kopi) pada hari yang seharusnya turun.

Baca juga:
Hari Jadi Tulungagung, Warga Gelar Ritual Lampah Tapa Bisu

Info terakhir, kata dia, pendaki mengobrol dan memberikan informasi kepada keluarga bahwa akan melanjutkan ritual ke Kayangan, 18 Oktober. Saat itu Ali sempat ngopi di sebuah warung di atas Gunung Lawu.

Kayangan merupakan salah satu lokasi di puncak Gunung Lawu yang dikenal wingit. Hal inilah yang membuat petugas Basarnas cemas.

“Informasi dari sesama rekan ritual, ada titipan mbah Nyi Roro kidul. Entah ia (Ali) yang dibawa atau bagaimana saya tidak tahu. Benar atau tidaknya saya belum paham,” katanya.