Pixel Codejatimnow.com

Bulog dan Pemkab Bojonegoro Jalin Kerjasama Dorong Kedaulatan Pangan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Misbahul Munir
Penandatanganan MoU oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah dan Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita (Foto: Misbahul Munir/jatimnow.com)
Penandatanganan MoU oleh Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah dan Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita (Foto: Misbahul Munir/jatimnow.com)

jatimnow.com - Untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong kedaulatan pangan, Perum Bulog menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro.

Kerja sama itu dilakukan di bidang pertanian dengan optimalisasi produksi gabah atau beras melalui pabrik penggilingan padi Modern Rice Milling Plant (MRMP).

MRMP ini bertujuan untuk membantu petani dalam mendapatkan kepastian pasar, memproduksi beras berkualitas menggunakan mesin modern dan menjaga stok beras di gudang Bulog.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Nofita mengungkapka, kunjungan kerja di Bojonegoro kali ini untuk menjalin kerjasama dalam peningkatan produktivitas dan pengolahan hasil pertanian dengan pemberdayaan BUMD, Bumdes, poktan dan gapoktan untuk mendorong terciptanya kedaulatan pangan.

"Jadi jika sebelumnya Bulog hanya menyimpan beras, saat ini dengan hadirnya MRMP, Bulog bisa melakukan produksi beras sendiri," ujar Febby, Rabu (2/11/2022).

Menurutnya, dengan hadirnya pabrik modern penggilingan padi Modern Rice Milling Plant (MRMP) ini nantinya akan menyerap gabah hasil pertanian para petani Bojonegoro yang kemudian di proses dan diolah menjadi beras berkualitas medium hingga premium yang dikemas dan siap konsumsi.

Baca juga:
Gerakan Pangan Murah Dipertahankan dan Bulog Diserbu Warga Ponorogo

Dia menjelaskan, dalam satu unit MRMP dilengkapi dengan mesin pengering gabah kering panen berkapasitas 120 ton per hari, RMU berkapasitas 6 ton/jam dan 3 unit SILO (penampung) berkapasitas simpan 2.000 ton gabah.

"Nantinya untuk penyerapan hasil pertanian berupa gabah atau padi kering dari petani lokal, bekerjasama dengan BUMD, Bumdes, Poktan dan Gapoktan yang ada di sini," jelasnya.

Sementara untuk harga beli gabah kering panen dari petani, Febby menjelaskan harga yang dipasang Bulog tentunya akan bersaing dengan pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Dengan begitu para petani tidak perlu khawatir tidak lagi menjual gabah beras ke kartel, perantara atau tengkulak dengan harga beli rendah, sehingga dapat terbentuk tujuan bersama dengan petani, yaitu membentuk kesadaran kolektif dalam rangka kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional," tambah Febby.

Baca juga:
TPID Ponorogo Sidak Bulog dan Pasar Tradisional hingga Modern, Ini Hasilnya

Sementara Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah menyambut baik bentuk kerja sama sinergitas antara Pemkab Bojonegoro dengan Perum Bulog, kesepakatan bersama ini adalah sebagai landasan para pihak untuk saling memberi dukungan serta kerja sama yang saling bermanfaat bagi masing-masing pihak dalam peningkatan produksi dan kualitas gabah/beras.

"Serta optimalisasi pemanfaatan sarana pengolahan gabah/beras melalui MRMP serta memberdayakan sumber daya dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat di Kabupaten Bojonegoro," imbuhnya.

Untuk diketahui, kesepakatan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Optimalisasi Produksi Gabah/Beras Melalui Modern Rice Milling Plant (MRMP) dan Pemberdayaan BUMD/BUM DESA/Poktan/Gapoktan.