Pixel Code jatimnow.com

Kisah Guru Honorer Bergaji Rp200 Ribu di Kediri Rela Belikan Alat Sekolah Siswa

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Yanuar Dedy
   Marga Cistha mengajar di SD Negeri Tiru Lor II. (Foto-foto Yanuar Dedy/jatimnow.com)
  Marga Cistha mengajar di SD Negeri Tiru Lor II. (Foto-foto Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Seorang guru honorer di Kabupaten Kediri rela memberikan sepatu dan seragam untuk anak didiknya dengan gajinya yang hanya Rp200.000. Aksi ini viral dan menginspirasi banyak orang.

Kisah inspiratif ini dibagikan oleh Marga Cistha (26), seorang guru honorer di SD Negeri Tiru Lor II di Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. Aksinya viral setelah ia mengunggahnya di media sosial TikTok.

Aksi berbagi ini dilakukan Marga sebagai bentuk keprihatinan melihat anak didiknya menggunakan sepatu yang rusak, maupun dasi yang sudah kendor.

“Awalnya, kasihan lihat anak-anak itu ada yang dasinya kendor, sepatunya waktunya ganti, seragamnya waktunya ganti, jadi nggak tega gitu lo, Mas. Saya ada rezeki saya salurkan ke anak-anak,” kata Marga Cistha di sela-sela aktivitas mengajarnya, Sabtu (12/11/2022).

Lebih dari itu, Marga Cistha ingin memberikan motivasi terhadap anak didiknya untuk tetap semangat bersekolah. Ini tak jarang mereka membuat konten seru-seruan bareng.

Marga Cistha tak menyangka aksi berbagi yang sudah dilakukannya sejak tahun lalu ini viral di media sosial dan mendapatkan sambutan positif dari warganet.

Saat ini akun @margacistha sudah diikuti oleh lebih dari 387 ribu dan disukai 6,7 juta pengguna TikTok.

Bahkan, saat ini banyak follower Marga Cistha yang ikut memberikan hadiah untuk anak-anak. Ada uang saku, sepatu, tas, hingga sepeda. Dalam konten TikToknya Marga Chista menyebutnya sebagai orang baik.

“Awalnya nggak menyangka ya, saya pikirnya cuma berbagi dengan anak-anak tapi ternyata menginspirasi banyak orang. Ada yang ngirim sepatu, alat tulis, uang saku untuk anak-anak,” aku Marga.

Marga Cistha sama sekali tak memikirkan nilai gaji yang sangat kecil ini. Menurutnya anak-anak lebih membutuhkan.

“Saya percaya kalau rezeki nanti datangnya dari mana saja, mungkin nilainya kecil tapi sangat bermanfaat untuk anak-anak. Saya ingin mereka termotivasi dan tetap semangat bersekolah,” tambah guru kelas 6B ini.

Marga bahkan sadar betul saat pertama kali memilih untuk menjadi guru honorer. Bagi Marga yang sempat gagal menempuh seleksi Polri, ini merupakan panggilan hati.

Baca juga:
Bank Penyalur Honor Guru Ngaji di Jember Beralih, Buku Rekening Belum Tuntas

Hal ini mulai dirasakan Marga saat semester akhir menempuh pendidikan PGSD di Universitas Terbuka. Jurusan kuliah yang sebenarnya pilihan dari orang tuanya. Namun justru ada kepuasan batin saat ia mengajar praktik ke sekolah dasar yang membuatnya sangat ingin berbagi pada mereka.

“Sebelumnya saya sudah tahu (gaji kecil), saya ke sini pun kepala sekolah bilang, cuma Rp200.000 mas. Tapi saya jawab, sudah saya pikirkan matang-matang, saya ingin membagikan ilmu ke anak-anak, saya ikhlas,” kisah Marga saat pertama kali menjadi guru 2 tahun lalu.

Ia bahkan memilih menjadi guru honorer di SD Negeri dengan gaji kecil ketimbang memilih sekolah swasta di Kota Kediri yang sebenarnya memberikannya gaji lebih besar.

“Saat itu juga keterima di sekolah swasta di Kota Kediri, tapi hati ingin ke sini (SDN Tiru Lor II),” tegas Marga.

Saat ini tawaran endorse mengalir ke Marga Cistha. Tak ingin aji mumpung, Marga tetap memikirkan kepentingannya mengajar. Dia menolak beberapa tawaran agency karena tak ingin bertabrakan dengan aktivitasnya di sekolah.Hanya beberapa endorse yang ia terima.

Baca juga:
Ratusan Honorer DLH Ponorogo Tak Bisa Ikut Rekrutmen PPPK Mengadu ke DPRD

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, saat ini Marga membuka tempat les di rumahnya di Sidorejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

“Prioritasnya tetap anak-anak,” tegas Marga.

Di sisi lain, meski aktif bermedsos dengan anak-anak, Marga Cistha juga tetap memberikan edukasi.

Marga menyebut beberapa anak sudah memegang ponsel pintar di mana ini juga bisa memberikan dampak positif-negatif. Cistha meminta anak-anak benar-benar memfilter konten yang pantas atau tidak untuk mereka tonton.

“Iya (sadar dampak medsos). Saya selalu ingatkan anak-anak bahwa medsos ini bisa positif tapi juga negatif. Saya bilang ada hukuman kalau mereka menirukan hal buruk apa yang dia lihat di medsos. Tapi selama ini, anak-anak cukup memahami,” tandas Marga.