Pixel Codejatimnow.com

Ratusan Pusaka Warisan Nusantara Dipamerkan di Festival Among Budaya Tosan Aji

Editor : Redaksi  Reporter : Advertorial
Pelajar melihat keris yang dipamerkan di Festival Among Budaya Tosan Aji. (Foto-foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Pelajar melihat keris yang dipamerkan di Festival Among Budaya Tosan Aji. (Foto-foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Perkumpulan pelestari budaya Jawa dan tosan aji, Paguyuban Sangga Praja bekerja sama dengan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu menggelar Festival Among Budaya Tosan Aji mulai 14-16 November 2022.

Dalam festival nampak ratusan pusaka warisan Nusantara seperti keris, betok, kudi hingga tombak dipajang di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani, Kota Batu. Ini merupakan rangkaian acar memeriahkan HUT ke-21 Kota Batu.

Festival juga menarik perhatian para pelajar sekolah dasar di Kota Batu saat hari kedua pelaksanaan. Mereka mengamati dan mencatat jenis-jenis pusaka yang ditampilkan sebagai ilmu pengetahuan baru bagi mereka.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq menjelaskan tujuan penyelenggaran demi memberikan wisata edukasi bagi masyarakat umum. Terlebih bagi generasi muda seperti para pelajar agar mereka kenal dan mencintai pusaka warisan nenek moyang.

"Harapan kami pameran pusaka ini bisa menjadi embrio membangkitkan kebudayaan Kota Batu sebagai ikon wisata. Selain itu, juga sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan yang ditindaklanjuti Kota Batu dengan mengusulkan Perda Pengembangan Kebudayaan," katanya.

Terlebih perda tersebut sudah dimasukan dalam program pembentukan perda Kota Batu tahun 2023," urainya.

Pasalnya Disparta memiliki keinginan untuk membangkitkan wisata kebudayaan Kota Batu agar mencapai kejayaan.

Baca juga:
Pemkot Batu Optimistis Penuhi Target 10 Juta Wisatawan Tahun 2023

"Komitmen kami bagaimana Disparta bisa memafasilitasi dan mengembangkan ragam budaya yang menarik," paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Sangga Praja, Didik Eko Purwanto menjelaskan bila pusaka yang ditampilkan berasal dari era Mataram kuno, kamardikan maupun era baru.

"Untuk jenis pusaka tertua yang dihadirkan dalam festival tersebut, yakni betok dan kudi era Mataram Kuno pada masa persebaran Hindu-Budha atau era Kabudhan," katanya.

Kedua pusaka tersebut betok dan kudi lebih spesifik sebagai pusaka tindih atau pengendali. Suatu pusaka dengan tangguh tua dan dianggap mempunyai tuah yang baik bagi para kolektor tosan aji.

Baca juga:
Rock Gunung, Konser Musik di Alam Terbuka Pegunungan Kota Batu

"Berbicara mengenai pusaka, streotipe masyarakat terperangkap pada hal mistis. Padahal, pusaka seperti keris memiliki aspek estetika, pamor dan kemutakhiran peradaban bangsa di masa lampau yang ahli dalam ilmu metalurgi," imbuhnya.

Hal itulah yang membuat dunia takjub hingga akhirnya Unesco mengakui keris sebagai warisan budaya tak benda.

"Nenek moyang kita bahkan sudah mendahului Eropa. Sudah ahli dalam metalurgi merangkai tujuh unsur logam mengandung energi atom aktif. Karena material pembuatan pusaka memakai besi bumi dan besi langit, meteor," tutupnya. (ADV)