Pixel Codejatimnow.com

Ada 600 Kasus Demam Berdarah di Kota Malang dalam 10 Bulan, 7 Orang Meninggal

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Antisipasi jentik nyamuk (Foto: Dinkes Kota Malang fot jatimnow.com)
Antisipasi jentik nyamuk (Foto: Dinkes Kota Malang fot jatimnow.com)

jatimnow.com - Ratusan orang di Kota Malang dilaporkan terjangkit demam berdarah hingga Oktober 2022. 7 di antaranya meninggal dunia.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, Rabu (23/11/2022).

Menurut Husnul, total sudah ada 600 kasus demam berdarah hingga Oktober 2022 serta 7 orang meninggal dunia.

"Tiga orang dilaporkan meninggal pada Januari 2022. Berikutnya pada Februari, juga dilaporkan tiga orang meninggal. Terakhir, laporan warga yang meninggal dunia akibat demam berdarah tercatat pada Maret 2022," bebernya.

Baca juga:
Pasien DBD Meninggal di Tulungagung Tembus 10 Orang, Ini Dalih Dinkes

Dia mengimbau agar masyarakat serius mengantisipasi, karena demam berdarah terus menjadi ancaman, ketika nyamuknya masih berkeliaran.

"Mengapa nyamuknya ada? Karena perindukannya masih ada. Perindukannya di air yang tergenang, sehingga perindukannya yang harus dihilangkan," ujar Husnul.

Baca juga:
Sebaran Kasus DBD di Kabupaten Kediri, Ini 3 Wilayah Tertinggi

Untuk ciri-ciri orang terkena demam berdarah, antara lain naiknya suhu tubuh pada hari pertama hingga ketiga. Lalu suhu tubuh bisa turun kembali. Kondisi ini kadang tidak disadari oleh masyarakat sehingga penanganan dilakukan saat kondisi kritis.

"Selain kenaikan suhu tubuh, demam berdarah juga bisa diiringi dengan gangguan fungsi pencernaan, baik itu mual muntah dan seluruh otot tubuh terasa sakit. Biasanya juga terjadi pendarahan di bawah kulit dengan adanya bintik-bintik merah. Bisa juga terjadi pendarahan saat buang air besar," papar dia.

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.