Pixel Codejatimnow.com

Akses Keluar Masuk Kota Batu Tertutup Longsor, Perbaikan Ditargetkan Akhir Tahun

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Achmad Titan
Jalur keluar masuk Kota Batu dari sisi Utara melalui Jurang Susuh, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji ditutup karena longsor. (Foto: FB BPBD Kota Batu)
Jalur keluar masuk Kota Batu dari sisi Utara melalui Jurang Susuh, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji ditutup karena longsor. (Foto: FB BPBD Kota Batu)

jatimnow.com - Jalur keluar masuk Kota Batu dari sisi utara tepatnya di Jurang Susuh, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji mengalami longsor pada Sabtu (26/11/2022) lalu.

Separuh badan jalan hilang, hingga tak bisa dilalui oleh roda empat.

Hal itu dipicu karena intensitas hujan tinggi sehingga meningkatkan kejenuhan tanah dan mengakibatkan ambrolnya plengsengan penahan jalan. 

Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu mengatakan karena membahayakan petugas memasang batas jarak pengamen agar pengendara tak terperosok. 

"Perbaikan jalan akan dilakukan sesegera mungkin. Anggaran diperkirakan akan menggunakan belanja tidak terduga (BTT). Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan DPUPR Kota Batu terkait kebutuhan biaya perbaikan infrastruktur jalan itu," ujarnya, Selasa (29/11/2022).

Baca juga:
Investasi Naik 28,9 Persen, Pj Wali Kota Batu: Tertinggi Sektor Pariwisata

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Batu, Alfi Nurhidayat menegaskan, pihaknya tengah memantapkan kajian detail teknis. 

"Sebab metode perbaikan infrastruktur jalan di lokasi itu ada beberapa opsi. Antara lain perbaikan secara manual, beton hingga grouting," katanya.

Baca juga:
Pemotor di Kota Batu Tabrak Tembok Rumah Warga, Diduga Mabuk Berat

Namun paling penting jalur akses masuk ke Kota Batu itu butuh penanangan cepat agar kembali optimal sebelum akhir tahun. Mengingat, ketika penghujung tahun arus kendaraan mengalami peningkatan. Sekarang pihaknya tengah memantapkan kajian teknisnya kurang lebih 1-2 hari selesai.

"Tujuannya untuk menentukan metode perbaikannya sekaligus kebutuhan anggaran. Kalau perbaikan manual waktunya mencukupi, kami pakai itu, biayanya juga murah. Dibanding teknologi tinggi, tapi waktunya lama dan biayanya mahal," tutupnya.