Pixel Codejatimnow.com

Pilu Keluarga Bayi Hidrosefalus di Lamongan: Tekanan Mental, Kesulitan Ekonomi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Diandra Putra Nur Ardianzah, bayi pengidap hidrosefalus asal Brondong, Lamongan saat mendapat penanganan medis (Foto: Desi for jatimnow.com)
Diandra Putra Nur Ardianzah, bayi pengidap hidrosefalus asal Brondong, Lamongan saat mendapat penanganan medis (Foto: Desi for jatimnow.com)

jatimnow.com - Orangtua Diandra Putra Nur Ardianzah, bayi asal Lamongan pengidap hidrosefalus mengungkap beberapa kondisi yang dialami, usai penyakit langkah bersarang dalam tubuh anaknya.

Saat awal kemunculan gejala, orangtua bayi, Desi mengaku tidak menyadari jika penyakit yang diderita anaknya adalah hidrosefalus yang berakibat pada membesarnya ukuran kepala.

Meski firasatnya membenarkan gejala penyakit langkah, tapi Desi hanya membawa anaknya ke puskesmas, bukan rumah sakit.

"Alasannya yang pertama mental sempet nggak percaya kalau anak kami mengidap penyakit langka. Selain itu juga faktor lainya biaya, kami tidak punya cukup uang," ucap Desi, Rabu (7/12/2022).

Menurut Desi, kabar penyakit yang diderita anaknya membuatnya dan sang suami, Ardi dalam kondisi sangat terpuruk. Bahkan, meskipun muncul gejala pada usia anak 2 bulan, Desi baru membawa anaknya ke rumah sakit baru pada usia 5 bulan.

Baca juga:
Kondisi Bayi Hidrosefalus Lamongan Memburuk, Fungsi Otak Mulai Mati

"Waktu itu kami sangat terpukul, belum lagi ada kakaknya yang baru berusia 2,5 tahun. Suami kernet sopir di pabrik ikan dan ketika berobat dia harus mengantar, lalu siapa yang cari uang," ujarnya.

Akhirnya, Ardi memutuskan keluar dari tempatnya bekerja untuk menemani sang istri dan putranya yang sedang terbaring lemas.

Baca juga:
Bayi Hidrosefalus asal Lamongan, Konsumsi Obat Kejang Seumur Hidup

"Dua bulan ini resign dari pekerjaannya, karena harus fokus ke anak. Saat ini bergantung pada sisa tabungan dan uluran tangan orang-orang dermawan," ucapnya.

Diandra yang masih berusia 7 bulan itu sebelumnya sehari-hari tinggal bersama orangtuanya di Dusun Pambon, Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Dan kini dia dirawat intensif di RSU dr Soetomo, Surabaya.