Pixel Codejatimnow.com

Kisah Musisi Dangdut di Lamongan Ikut Seleksi Caleg Gegara Terdampak Pandemi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Sudarsono, musisi dangdut Lamongan di sela aktivitasnya berlatih musik (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Sudarsono, musisi dangdut Lamongan di sela aktivitasnya berlatih musik (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Seorang musisi dangdut di Lamongan memberanikan diri mengikuti seleksi calon legislatif (caleg) pada Pemilu 2024.

Adalah Sudarsono (47), warga Desa Tanggunjagir, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Dia mengawali karir bermusiknya pada Tahun 2000 sebagai keyboardist.

Namun, karir yang telah dibangunnya itu kandas lantaran terdampak pandemi Covid-19 pada 2019. Sepi job menghantui kehidupannya sehari-hari, hingga dia bekerja serabutan.

Menurut Sudarso, kegelisahan akan dunia musik yang belum bisa bersinar seperti sedia kala mengubah pikirannya. Ia akhirnya mengikuti seleksai sebagai caleg PDI Perjuangan (PDIP).

"Saya ingin mengangkat derajat musisi yang selama ini kurang diperhatikan dan bertekad membawa aspirasi teman-teman musisi ini dan memperjuangkan nasib mereka jika saya terpilih," ungkap Sudarso, Rabu (7/12/2022).

Baca juga:
7 Artis Dunia Bakal Gelar Konser di Indonesia Tahun Ini, Ada Ed Sheeran dan IU

Dia menyebut, hal mendasar yang memotivasinya untuk terjun dalam kontestasi politik adalah nasib kebanyakan para seniman, yang dinilai belum memiliki ruang meski potensi yang dimiliki sangat besar.

"Usai pandemi, kendala yang dihadapai para pemusik ini adalah soal izin menggelar acara pada malam hari yang hingga saat ini masih tidak diperbolehkan. Sejak pandemi juga, saya mulai kerja serabutan, kerja apa saja demi memenuhi kebutuhan keluarga," ungkap dia.

Baca juga:
Bartender Vasa Hotel Surabaya Jadi Tersangka Kasus 3 Musisi Tewas

Sudarso menambahkan, pendemi membuat sebagian para seniman kelimpungan akibat ketidakjelasan aturan. Hingga pada akhirnya, banyak rekanya menjual alat musik yang notabene sebagai sumber mata pencaharian.

"Pandemi membuat para musisi mati suri, hingga banyak musisi sampai jual alat musik mereka," ujar Sudarso.