jatimnow.com - Sederet program pengentasan kemiskinan yang dilakukan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin (Mas Ipin) mendapat banyak pujian, dalam seminar nasional yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara online.
Bahkan banyak peserta berharap praktik baik yang dilakukan Mas Ipin ini tidak hanya muncul secara organik hanya di daerah tertentu saja. Namun semangat itu bisa dimiliki semua daerah.
Saat ditanya mengenai upaya akselerasi pengentasan kemiskinan itu, Mas Ipin mengaku sangat bersyukur bisa berada di Trenggalek. Banyak masalah yang membuat ide dan inovasi bermunculan. Apalagi ide tersebut langsung dieksekusi dengan baik oleh banyak pihak sehingga dapat berjalan maksimal.
"Bekerja bila ada anggaran dan cantolan aturannya adalah cara lama. Saya bersyukur berada di Trenggalek. Ada banyak masalah yang membuat saya kepepet. Karena kepepet inilah menjadikan banyak ide untuk kita melakukan inovasi," ujar Mas Ipin, Selasa (20/12/2022).
Menurut Mas Ipin, penanganan kemiskinan sudah terinci dalam APBD. Sebelum masuk dalam APBD, mereka harus membuat program dan perencanaan di tahun sebelumnya. Kendalanya dalam penanganan kemiskinan ini dapat muncul secara tiba-tiba, dan membutuhkan penanganan yang cepat.
"Dalam APBD sudah jelas rinciannya. Tidak bisa melakukan intervensi bila tidak masuk dalam rincian APBD. Dan itupun harus direncanakan pada tahun sebelumnya. Padahal masalah kemiskinan ini datangnya tiba-tiba dan penanganannya dilakukan secara real time," ungkap dia.
Baca juga:
Hasil Sementara Pilkada Trenggalek: Kotak Kosong Raih 56.216 Suara
Mas Ipin menambahkan, seorang bupati telah diambil sumpahnya untuk mengabdi kepada masyarakat dan jabatannya dibatasi waktu hanya 5 tahun. Dengan waktu yang tidak terlalu lama itu, tentunya perlu ada upaya akselerasi yang dilakukan.
Salah satunya, lahirlah sebuah inovasi yang dinamakan Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan (GERTAK). Melalui program ini, masyarakat diajak bersedekah informasi kepada pemerintah daerah, mengenai permasalahan kemiskinan yang terjadi di sekitarnya.
Sebuah komunitas yang biasanya mencibir kinerja pemerintah diajak ikut berkontribusi menjadi pasukan pink yang fungsinya membantu pemerintah sedekah informasi dan melakukan survei di lapangan.
"Bukan antipati terhadap kritikan. Belum ada penanganan, bisa saja karena pemerintah belum mendapatkan informasi kemiskinan yang ada. Maka dari itu unsur masyarakat ini ikut dilibatkan," papar dia.
Baca juga:
Mas Ipin Dampingi Khofifah Kampanye di Trenggalek, Gus Hans: Kita Bisa Nilai
Pemkab Trenggalek juga mendorong zakat ASN yang dikelola BAZNAS setempat. Dari hanya Rp120 juta per tahun, kini meningkat tajam menjadi Rp3 sampai 4 miliar per tahun. Itu dilakukan melalui pendekatan yang baik. Dana yang terkumpul saat ini difungsikan untuk penanganan kemiskinan.
Salah satunya membayarkan sementara iuran Kartu Indonesia Sehat (KIS) masyarakat miskin. Dana yang dikelola BAZNAS itu juga difungsikan untuk melakukan bedah rumah masyarakat miskin dan lainnya. Bahkan pada program wakaf, telah mewujudkan pemukiman layak huni bagi penyandang disabilitas di Trenggalek.
"Ini adalah upaya kami melakukan akselerasi percepatan pengentasan kemiskinan," pungkasnya.