Pixel Codejatimnow.com

Pernikahan Dini Tertinggi di 10 Daerah, Berdampak Peningkatan Stunting di Jatim

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Rama Indra S.P
Koordinator Bidang Latbang BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto (Foto: Rama Indra/jatimnow.com)
Koordinator Bidang Latbang BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto (Foto: Rama Indra/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pernikahan dini di Jawa Timur mengalami lonjakan 96 persen atau berkisar 9.863 kasus, sejak Januari sampai Agustus 2022. Dan ini menjadi salah satu faktor penyebab kasus stunting bertengger di angka 23,5 persen.

Koordinator Bidang Latbang BKKBN Provinsi Jawa Timur, Sukamto mengatakan, menurut data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI); pernikahan dini menjadi salah satu faktor lahirnya bayi stunting.

"Pendewasaan usia perkawinan itu sangat penting. Pernikahan dini menjadi salah satunya faktor yang mendukung lahirnya bayi-bayi stunting," kata Sukamto dalam forum koordinasi jurnalis BKKBN Jatim, di Surabaya, (29/12/2022).

Menurut Sukamto, edukasi nikah dan pranikah bagi remaja juga masuk dalam upaya pemerintah dalam intervensi penurunan stunting, dalam bentuk intervensi spesifik atau langsung.

"Pendewasaan usia perkawinan ideal bagi laki-laki 25 tahun dan bagi wanita 21 tahun, sedangkan di Jawa Timur terdapat 10 daerah dengan pernikahan dini tertinggi," jelasnya.

Dijelaskan oleh Sukamto, 10 daerah itu diantaranya adalah; Jember 880 kasus, Malang 845, Kraksaan 770, Lumajang 566, Banyuwangi 563, Bondowoso 471, Pasuruan 464, Bojonegoro 369, Situbondo 346 dan Kediri juga 346.

Baca juga:
301 Remaja di Lamongan Ajukan Dispensasi Nikah, Rerata Beralasan Takut Zina

Lanjut Sukamto, ini menjadi pekerjaan rumah karena menyangkut pemahaman masa subur. Serta kaitannya dengan menekan angka pernikahan dini, sekaligus kasus stunting.

"Sosialisasi kepada masyarakat tentang pasangan usia subur, dimana menikah sesuai batas usia. Ini akan berpengaruh pada MP-ASI dan kesehatan bayi atau balita," tuturnya.

Oleh karenanya, diperlukan dukungan dari seluruh sektor dan pihak-pihak terkait, serta perlu upaya-upaya strategis agar target stunting dapat tercapai.

Baca juga:
Pernikahan Dini di Bojonegoro 389 Pasangan, 50 Diantaranya Sudah Cerai

"Harapan pemerintah di tahun 2024 stunting turun menjadi 14 persen, dengan konsep pentahelix dan kuat lewat kerja sama, kami mengajak rekan-rekan media untuk lebih support pemberitaan dukungan," pungkasnya.