Pixel Code jatimnow.com

Setelah Jaranan Jowo, Seni Tiban Hingga Makanan Khas Kediri Siap Dipatenkan

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Yanuar Dedy
Jaranan Jowo khas Kabupaten Kediri (Foto: Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)
Jaranan Jowo khas Kabupaten Kediri (Foto: Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) memang memberikan perhatian khusus kepada sektor budaya dan seni di daerahnya.

Setelah mematenkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) Jaranan Jowo sebagai kesenian milik Kabupaten Kediri, selanjutnya Mas Dhito siap mematenkan Seni Tiban hingga makanan khas.

Jaranan Jowo resmi menjadi milik Kabupaten Kediri usai Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia menerbitkan Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional.

Upaya yang dilakukan Mas Dhito tidak hanya untuk Jaranan Jowo saja. Namun juga pada budaya dan seni Kabupaten Kediri lainnya.

"Kita upayakan untuk beberapa budaya dan kesenian lainnya untuk di HAKI-kan, termasuk juga ada produk makanan khas Kabupaten Kediri," ujar Mas Dhito, Jumat (6/1/2023).

Mas Dhito menambahkan, pematenan kekayaan intelektual milik Bumi Panjalu ini diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap budaya asli Kabupaten Kediri.

Karena menurutnya, potensi budaya di Kabupaten Kediri ini melimpah. Sehingga perlu adanya pematenan HAKI agar tidak diakui pihak lain.

"Mari bersama merawat dan nguri-nguri budaya dan kesenian asli Kabupaten Kediri serta tumbuhkan rasa memiliki budaya ini," tuturnya.

Baca juga:
KFBF 2024, Mbak Cicha Berharap IKM Termotivasi Lakukan Ekspansi Lebih Luas

Terpisah, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Imam Mubarok menjelaskan, HAKI yang diterima ini untuk perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional (EBT), hal itu mengacu pada UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Jaranan Jowo, lanjut Mubarok, memiliki kekhasannya tersendiri yang tidak dapat ditemui di kesenian jaranan yang berada di daerah lain.

"Pembeda Jaranan Jowo itu terletak pada konsepnya. Jaranan Jowo ini lebih kepada keaslian Kabupaten Kediri, di dalamnya ada cerita rakyat, musik instrumental, gerak tarian, upacara adat, hingga sandiwara rakyatnya. Dan itu muncul di Jaranan Jowo," ungkap Mubarok.

Terkait pematenan kesenian dan budaya asli Kabupaten Kediri yang lain, Mubarok menyampaikan tengah memproses Seni Tiban yang tumbuh pesat di Kecamatan Ngadiluwih, Wayang Krucil, hingga makanan asli.

Baca juga:
Pemkab Kediri Kukuhkan Ratusan Kampung Keluarga Berkualitas

"Kita sedang proses pematenan kesenian Tiban, warongko keris, hingga makanan seperti cenil dan sebagainya," ungkap dia.

Pihaknya juga mengungkapkan upaya-upaya pematenan kekayaan seni budaya Bumi Panjalu ini tidak terlepas dari perhatian dan dorongan Mas Dhito. Menurutnya, kebijakan yang diambil Mas Dhito ini dalam merawat seni budaya dinilai bagus.

Sebab tidak hanya pematenan. Di masa Mas Dhito juga dicetuskan pakaian khas Kabupaten Kediri, Ken dan Wdihan Kadiri.

"Ini tak terlepas dari dorongan Mas Bup (Mas Dhito) pada DK4. Mas Bup juga memberikan peluang DK4 untuk mengawal seni dan budaya Kabupaten Kediri," pungkasnya.