jatimnow.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo mengeluarkan pernyataan resmi mengenai rekapitulasi kasus Demam Berdarah Denguae (DBD) selama tahun 2022.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ponorogo, Anik Setyorini menerangkan sebanyak 308 kasus telah tercatat di tahun 2022, dan 2 orang meninggal akibat DBD.
Sebagai perbandingan, di tahun 2021 terdapat 135 kasus DBD dan 1 orang meninggal.
Lantas kenapa di tahun 2022 kasus DBD menjadi dua kali lipat?
"Karena situasi Covid-19 (tahun 2021) saat itu, semuanya fokusnya di Covid ya, yang kemungkinan termasuk di dalamnya para penderita DBD ringan, jadi yang 135 itu yang benar-benar terdeteksi sebagai penderita DBD. Sedangkan di tahun 2022, situasi Covid agak melandai, akhirnya semua kasus DBD, baik itu gejala ringan maupun berat, semuanya masuk ke laporan DBD," terang Anik Setyorini, Kamis (12/1/2023).
Berdasarkan data dari Dinkes, diketahui bawa selama tahun 2022 terdapat 308 kasus dengan 2 orang meninggal dunia, dengan kasus tertinggi di kecamatan/kota dengan 37 kasus.
Sedangkan yang meninggal berasal dari Kecamatan Babadan dan Kecamatan Jenangan.
Baca juga:
Dokter RSUD Sidoarjo Ingatkan Anak Mudah Sakit di Puncak Musim Kemarau, Waspada!
Sementara untuk puncak kasus tertinggi di bulan Januari 2022 terdapat 84 kasus. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang sangat tinggi.
Setelah itu mulai melandai di bulan Februari 2022 ada 69 kasus, dan Maret 2022 sebanyak 22 kasus.
"Yang terendah di bulan Agustus-September 2022, oleh sebab itu di bulan September 2022 kemarin kita lakukan kewaspadaan sebelum musim penularan kepada mayarakat termasuk media, kita gerakkan semua. Diharapkan tidak terjadi lonjakan terlalu tinggi di bulan Januari 2023 ini" Pungkasnya.
Baca juga:
Kasus DBD di Sampang 4 Bulan Tembus 260 Orang
Reporter: Ahmad Fauzani
URL : https://jatimnow.com/baca-54466-rekap-kasus-dbd-di-ponorogo-selama-tahun-2022-meningkat-ini-sebabnya