Pixel Codejatimnow.com

Gasss Lur! Durian Wonosalam Jombang Mulai Panen Lho

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Elok Aprianto
Budi Wiyanto, salah satu petani di Dusun Mangirejo, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang saat memanen durian di kebunnya (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Budi Wiyanto, salah satu petani di Dusun Mangirejo, Desa/Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang saat memanen durian di kebunnya (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Para petani di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang mulai sibuk memetik durian di kebunnya masing-masing, meski puncak panen belum tiba.

Meski masa puncak panen baru tiba pada Februari 2023, para petani di sana sudah bisa merasakan manisnya cuan durian.

Salah satunya adalah Budi Wiyanto (46), petani durian asal Dusun Mangirejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam. Dari lahan seluas 5 hektar miliknya, ia menghasilkan cuan Rp35 juta per bulan dari hasil penjualan durian lokal dan durian kuning mas (simas).

Meski rumahnya tak jauh dari kebun, Budi berangkat menggunakan motor yang telah dimodifikasi. Setelah sampai, ia mulai menyisir kebun untuk melihat apakah ada durian yang jatuh.

Setelah itu, dia memilih salah satu pohon durian dengan ketinggian 20 meter. Pohon itu dipilih karena banyak sekali durian yang sudah matang.

"Ini mulai panen. Kalau panen raya nanti di bulan Februari," ucap Budi, Jumat (27/1/2023).

Budi menjelaskan bahwa di kebun miliknya ada dua jenis pohon buah durian, yaitu lokal dan simas.

"Yang lokal peninggalan nenek moyang. Nah, yang satu ini durian yang baru yang booming itu durian simas yang warnanya oranye itu," paparnya.

Baca juga:
10 Rekomendasi Lokasi Berburu Durian Jawa Timuran dari Gubernur Khofifah

Budi mengaku bisa memanen durian hingga 50 buah sehari. Namun ketika panen raya, bisa 100 buah per hari.

Untuk harga, Budi menjualnya mulai Rp25 sampai 70 ribu per biji. Namun harga itu untuk para pedagang yang nantinya akan menjualnya kembali di luar Wonosalam.

"Ada juga yang mencapai 70 ribu rupiah. Itu harga tertinggi kalau kita jual ke sesama pedagang," ungkapnya.

Baca juga:
Tradisi Kenduri Durian Wonosalam | Keseruan Berebut Ribuan Durian

Namun, bila pembeli adalah konsumen, Budi memberikan harga spesial.

"Rasanya ada pahitnya, warnanya kuning seperti ini. Konsumen merasa puas walau harga agak mahal. Bukan masalah yang penting konsumen itu puas," sambungnya.

Karena, lanjut Budi, buah durian lokal Wonosalam memiliki rasa dan ciri yang khas.

"Kalau saya pribadi, kita itu suka yang masak dan jatuh dari pohon. Istimewanya masak dari pohon itu, rasa ciri khas Wonosalam di lidah itu terasa pahit. Jadi manis bercampur pahit. Kita makan itu tidak ada rasa enek atau bosan," pungkasnya.