Pixel Codejatimnow.com

Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya Rutin Gelar Dialog Agama dan Karawitan

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Rama Indra S.P
Foto: Rama Indra/jatimnow.com
Foto: Rama Indra/jatimnow.com

jatimnow.com - Gereja Katolik Redemptor Mundi Surabaya melaksanakan sarasehan lintas agama dan kepercayaan. Digelar rutin di komplek gereja, di Jalan Dukuh Kupang Barat, Surabaya, Sabtu (28/1/2023) malam.

Kegiatan yang masih dalam satu rangkaian giat ibadat Misa Bahasa Jawa ini, rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu pada minggu yang kelima.

Seksi Hubungan Agama dan Kepercayaan (HAK) Gereja Katolik Paroki Redemptor Mundi, Joseph Maria M. Husni Tamrin mengatakan, kegiatan ini memiliki tujuan yaitu menebalkan rasa toleransi antarumat beragama.

"Kegiatan ini adalah sambung rasa semua umat lintas agama yang ada di Kota Surabaya, untuk menjalin kebersamaan dalam kebudayaan," kata Husni kepada jatimnow.com, Sabtu (28/1/2023).

Selain itu, kegiatan ini juga memberikan syarat untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia, khususnya budaya Jawa di Surabaya.

Baca juga:
Perayaan Jumat Agung, Polisi Jaga Kemanan Sejumlah Gereja di Bangkalan

"Kita Gereja Katolik Paroki Redemptor Mundi ini mengangkat budaya-budaya yang ada, salah satunya adalah budaya karawitan," jelasnya.

Menurut Husni, dengan melibatkan komponen lintas agama dan pegiat kesenian, serta kebudayaan di kota Surabaya. Ia berharap bisa memunculkan karakter umat beragama dengan sifat tidak kaku dan menghakimi.

"Pada dasarnya kita menumbuhkan rasa atau merajut tali persaudaraan antar pemeluk lintas agama. Sehingga tujuannya adalah mencetak kader penerus supaya bisa menghargai sebuah kebudayaan di kota Surabaya dan sekitarnya," pungkasnya.

Baca juga:
Nantikan Gebyar Perayaan Natal di Balai Kota Surabaya, Ini Bocoran Tanggalnya

Sekadar informasi, kegiatan sarasehan kali ini, Gereja Katolik Paroki Redemptor Mundi turut menghadirkan narasumber diantaranya adalah, KH. Drs. Bi’in Abdussalam, pengurus PCNU Lamongan; RD. DR. Aloys. Budi Purnomo dari Keuskupan Semarang, dan RD. Skolastikus Agus Wibowo, serta Romo Vikep asal Surabaya Barat, pemerhati kebudayaan.