Pixel Codejatimnow.com

Sidak Megaproyek Jalan Empunala Kota Mojokerto, DPRD: Tidak Sesuai Spek

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Anggota DPRD Kota Mojokerto saat sidak megaproyek Jalan Empunala (Foto: Karno for jatimnow.com)
Anggota DPRD Kota Mojokerto saat sidak megaproyek Jalan Empunala (Foto: Karno for jatimnow.com)

jatimnow.com - DPRD Kota Mojokerto menyebut megaproyek Jalan Empunala kota setempat dengan biaya Rp101 miliar tidak sesuai spek.

Komisi II DPRD Kota Mojokerto turun ke lokasi sebagai bentuk pengawasan dari legislatif terhadap kerja eksekutif. Dalam sidak itu, mereka menilai kondisi aspal di Jalan Empunala itu rusak dan bergelombang.

"Pekerjaan ini kami merasa tidak sesuai spek. Ini baru beberapa hari sudah rusak semua. Secara teknis kami tidak memahami, secara umum jalan ini baru berapa hari, artinya kami berhak meragukan kualitas tidak sesuai dengan spek," ungkap Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto, Agus Wahjudi Utomo, Senin (30/1/2023).

Agus menambahkan, spek yang tidak sesuai ini cukup terlihat jelas seperti kerusakan di beberapa titik konstruksi aspal yang bergelombang hingga retak-retak.

"Banyak yang ambles. Jalan ini sudah bergelombang, aspalnya begitu bisa dilihat sendiri, kualitasnya sangat buruk," ungkap Politisi Golkar ini.

Baca juga:
Polres dan TPID Bojonegoro Sidak Gudang Beras Bulog, Stok Sudah Aman?

Agus sangat kecewa dengan kontraktor dari BUMN yang mengerjakan megaproyek dengan nilai sebesar Rp101 miliar tersebut.

"Kami sangat kecewa dengan kontraktornya yang awalnya dari BUMN. Kami percaya, tapi ternyata hasilnya seperti ini. Ini uang rakyat, dan ini tidak sedikit capai Rp101 miliar," tegasnya.

Baca juga:
Polisi Datangi Bengkel-bengkel di Malang, Ada yang Gawat?

Agus meminta agar pihak kontraktor memperbaiki aspal yang retak, jalan bergelombang, penutup drainase yang rusak.

"Ini harus dipertanggungjawabkan. Ini kategori jalan nasional, artinya sejak awal ada perhitungan-perhitungan di mana kalau dilewati pesawat terbang tidak hancur. Tolong diperbaiki semaksimal mungkin karena membahayakan masyarakat," pungkasnya.