jatimnow.com - Aktivitas warga tiga desa di Tanggulangin, Sidoarjo lumpuh akibat banjir yang merendam wilayah itu dalam sepekan terakhir.
Tiga desa yang sepekan ini terendam banjir adalah Desa Kedung Banteng, Banjarasri, dan Banjarpanji.
Nafi (30), warga Kedung Banteng mengatakan, banjir yang merendam di lingkungan desanya tersebut hingga hari ini belum surut. Air juga masuk ke rumah warga sehingga mengakibatkan seluruh aktivitas warga terganggu.
"Terhitung sudah empat tahun ini. Banjir yang datang setiap musim hujan, baru bisa surut kadang lebih dari sebulan," ujar Nafi, Selasa (31/1/2023).
Menurutnya, warga ketiga desa yang terdampak banjir mengaku sudah pasrah. Solusi konkrit dari pemerintah menurutnya juga tak kunjung bisa menyelesaikan permasalahan banjir di kawasan tiga desa tersebut.
"Kemarin, katanya ada empat titik pompa yang difungsikan untuk membantu mengurangi banjir. Tapi sampai hari ini, ndak ada efek apa-apa ya tetap banjir. Airnya juga Ndak berkurang," terangnya.
Baca juga:
20 Hektare Kebun Melon di Krembung Sidoarjo Gagal Panen, Omzet Anjlok 70 Persen
Dari pantauan di lokasi, banjir yang merendam tiga desa tersebut memiliki ketinggian rata-rata 30 hingga 40 sentimeter. Bahkan di beberapa titik yang dalam bisa mencapai lutut.
Banjir juga merendam beberapa sekolah di kawasan tersebut. Akibatnya, pembelajaran secara offline ditiadakan dialihkan ke sistem daring atau online.
"Kalau anak-anak sekolahnya ganti daring. Karena di sekolah pun juga sama banjirnya," papar Khuriati.
Baca juga:
Banjir Desa Trosobo Surut, Normalisasi Sungai Buntung Datangkan 2 Alat Berat
Khuriati menyebut, untuk permasalahan sanitasi, warga yang rumahnya terendam penuh air banjir akan mengungsi ke tempat saudara sementara untuk aktivitas sanitasi.
"Banyak toilet warga juga sudah tidak bisa digunakan karena tergenang air. Akhirnya kadang ya ke rumah saudara yang ada di tetangga desa," ungkap dia.
Warga tiga desa juga berharap adanya solusi yang tepat dari Pemkab Sidoarjo dalam menanggulangi banjir tersebut. Hal ini dikeluhkan warga karena di setiap musim penghujan, aktivitas di desanya menjadi lumpuh total.