Pixel Codejatimnow.com

Pilu Penjual Jagung Keliling Sidoarjo Usai Kehilangan Saldo KUR BRI Rp35 Juta

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Zainul Fajar
Bukti SMS dari BRI ditunjukkan Karsito (Foto: Zainul Fajar/jatimnow.com)
Bukti SMS dari BRI ditunjukkan Karsito (Foto: Zainul Fajar/jatimnow.com)

jatimnow.com - Saldo Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp35 juta milik Karsito (42), seorang penjual jagung rebus keliling di Sidoarjo raib setelah menerima pesan dan telepon dari orang yang tidak dikenalnya.

Karsito menyebut, uang di tabungannya itu merupakan separoh saldo KUR BRI yang belum sempat dipakainya.

Menurutnya, kejadian itu bermula saat ia mendapat informasi dari BRI bahwa KUR yang diajukannya telah cair pada akhir Tahun 2022.

"Tapi tanpa saya sadari, uang KUR sudah tersedot Rp35 juta sore harinya. Padahal itu pemberitahuan cairnya pagi hari," ujar Karsito, Rabu (1/2/2023).

Pria yang masih membujang itu mengaku bahwa selang beberapa jam pencairan, dirinya mendapat notifikasi sms pihak yang mengaku dari BRI.

Dalam notifikasi itu dijelaskan bahwa rekeningnya terdaftar di-direct debit ke Shopee dan Tokopedia beberapa kali. Namun karena dia merasa tidak belanja online dan tidak paham maksud notifikasi tersebut, dia membiarkannya.

Setelah itu ada lagi notifikasi beberapa kali yang isinya mengingatkan agar waspada, untuk tidak memberikan kode OTP pada pihak manapun termasuk pihak bank. Namun karena tidak paham dan tidak merasa melakukan transaksi, dia pun kembali mengindahkan.

Namun dia ingat, sebelum peristiwa nahas menimpanya, ada telepon dari orang tidak dikenal. Orang tersebut beralasan akan mengirim barang pesanan online. Namun karena tidak merasa membeli, dia menutup teleponnya.

Baca juga:
Penjelasan BRI Soal Raibnya Saldo Rp35 Juta Milik Penjual Jagung di Sidoarjo

Karsito baru kaget saat mengecek saldonya via internet banking berkurang Rp35 juta. Uang KUR BRI yang baru cair Rp75 juta hanya menyisakan Rp30 juta.

"Saya langsung lemas dan bingung, karena merasa tidak melakukan apa-apa," turur dia.

Karsito kemudian mendatangi BRI tempat dia mengajukan KUR. Namun pihak BRI tidak memberikan solusi dan menilai itu kesalahan nasabah. Dia juga sempat mendatangi BRI Tower Surabaya, tatapi mendapatkan jawaban sama.

Dia akhirnya melapor ke Polda Jatim, tetapi juga belum ada solusi.

"Saat itu pihak polda mengaku akan mengirim bukti surat laporan ke rumah, tapi hingga sekarang tidak ada," jelas Karsito.

Dia hanya berharap pada aparat penegak hukum, BRI dan pemerintah bisa membantu kasus yang menimpanya. Sebab menurutnya, BRI adalah bank milik pemerintah.

"Saya harus mencicil KUR sekitar Rp3 juta per bulan. Padahal kredit yang saya terima tersedot separoh lebih. Apakah tidak ada keringanan," pungkasnya.