Pixel Code jatimnow.com

Wisata Payung Kota Batu, Destinasi Favorit Remaja 90an yang Kini Sepi

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Achmad Titan
Warung-warung sederhana yang berada di pinggir jurang tepi Jalan Raya Songgokerto yang terkenal disebut Payung kini sepi. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Warung-warung sederhana yang berada di pinggir jurang tepi Jalan Raya Songgokerto yang terkenal disebut Payung kini sepi. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Warung-warung sederhana yang berada di pinggir jurang tepi Jalan Raya Songgokerto penghubung Kabupaten Malang dengan Kota Batu atau lebih dikenal dengan Payung, saat ini nampak sepi pengunjung. Padahal dulu merupakan wisata idola yang selalu ramai.

Di sana warung-warung menjual aneka makanan dan minuman sederhana seperti jagung bakar, sate, mie instan, olahan susu sapi, gorengan, dan masih banyak lagi.

Era tahun 1990 hingga 2000 tempat ini merupakan jujukan wisatawan, baik warga Malang Raya maupun dari luar kota. Selain itu, banyak juga remaja yang menjadikan kawasan ini untuk nongkrong.

Salah satu pedagang, Joko (23) menjelaskan bila kondisi sepi sudah dirasakan oleh semua pedagang yang tersebar di 3 kawasan baik itu Payung 1, Payung 2 hingga Payung 3.

Baca juga:
Golkar jadi Partai Ketiga Dukung Firhando Gumelar Bacawali Kota Batu

"Penyebab sepinya karena banyaknya kafe-kafe bernuansa modern yang lebih digandrungi anak-anak muda sekarang. Kalau kami jujur saja gak bisa kayak gitu, apalagi jualannya sederhana," kata Joko, Kamis (2/2/2023).

Dirinya pun mengaku cuma bisa pasrah dan tetap semangat berjualan meski terkadang hanya ada satu atau dua pengunjung saja.

Baca juga:
Ketua Muhammadiyah Ajak Ratusan Seniman dan Budayawan Kemah di Batu, Ada Apa?

"Bisanya cuma pasrah, pokok semangat jualan. Hasil banyak atau sedikit ya harus disyukuri. Harapan kami ada kepedulian dari Pemkot Batu misalnya memperbaiki fasilitas atau lainnya," tutupnya.