jatimnow.com - Dunia hiburan era 80-90an tentu tak seberagam saat ini. Bioskop mungkin jadi satu-satunya jujukan para generasi saat itu, untuk sekadar menikmati waktu luang atau sedang PDKT, alias pendekatan di akhir pekan.
Generasi di Kota Kediri jamak melakukan hal tersebut. Di era itu, sedikitnya ada lima bioskop yang rutin memutar film-film baru, baik produksi Asia, Bollywood maupun film-film Indonesia dengan beragam genre. Ada Bioskop Garuda di kawasan pecinan, Jaya, Sentral, Kencana di Setono Betek, dan Pagora.
Menarik untuk mengenang kembali masa-masa jaya aktris Febby Lawrence dan Sally Marcelina. Pecinta Warkop DKI, juga pasti kangen dengan tawa yang dihadirkan Dono, Kasino dan Indro, dalam lawakan berbalut scene-scene ‘nakal’ tanpa sensor.
Salah satu pecinta film di era itu, Dani Jatmiko (47) punya banyak kenangan tentang bioskop di Kediri. Dia sudah cukup hafal, genre film-film yang diputar di masing-masing bioskop.
“Bioskop Sentral dan Kencana rata-rata memutar film India,” kenang Dani, Sabtu (4/2/2023).
Bioskop Garuda, lanjut Dani lebih sering memutar film-film Asia. Film Indonesia dengan adegan panas juga acap diputar di bioskop yang berada Jalan Yos Sudarso itu. Bioskop ini jadi pilihan utama kaum adam sebelum Jaya.
“Suzana (horor), Warkop DKI dan Catatan Si Boy itu juga rame yang nonton. Saya termasuk,” tambahnya.
Dia juga masih ingat betul di mana ketika asyik menonton, tiba-tiba kakinya digigit tikus. Peristiwa menyebalkan itu terjadi tepat saat adegan bercinta Selly dan Donny setelah pulang dari pesta pernikahan dalam film Bebas Bercinta (1995), yang diperankan Inneke Koesherawati dan Ibra Azhari.
Baca juga:
TPA Klotok Overload, Pemerintah Kota Kediri Siapkan Lahan Baru Seluas 6 Hektare
Selain scene-scene yang ikonik, tentu banyak perbedaan antara bioskop lawas dan era kini. Hal ini juga kerap memunculkan sentimen nostalgia tersendiri.
“Sekarang ada aplikasi, beli tiket lewat online. Dulu, harus antre panjang. Ada pengamanannya orangnya gede-gede. Anak-anak muda sekarang enak,” kata Dani.
Promo film dulu juga dilakukan sangat sederhana. Di Jaya, informasi film hari itu disampaikan menggunakan kain yang dipajang di depan bioskop. Sekarang promosi dibuat semenarik mungkin dalam beragam media.
“Dulu sepertinya masih menggunakan kain untuk bahan promo. Gambarnya juga seperti tanpa sensor,” seloroh Novi, yang juga pecinta film 90-an.
Baca juga:
Tiket Laga Kandang Persik Kediri Kini Dijual di Sejumlah Coffee Shop, Ini Daftarnya
Soal ini, anak-anak 90-an juga kerap ‘protes’. Di mana film-film lawas terkesan bebas-bebas aja. Namun, sekarang justru terlihat lebay dengan sensor-sensor yang ada.
“Sekarang (kartun) spongebob aja disensor, ya kan?,” Novi heran.
Saat ini cerita dan deretan bioskop itu hanya tinggal kenangan. Beberapa bahkan sudah berganti rupa bangunan seperti Kencana yang kini jadi Ramayana Kediri.
Hanya Garuda dan Jaya yang bekas bangunannya masih tersisa. Jaya yang berada di Jalan Brawijaya itu bahkan masih dimanfaatkan untuk gudang Satpol PP Kota Kediri.