jatimnow.com - Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Heru Widada akhirnya buka suara terkait meninggalnya salah satu mahasiswa berinisial MR (20), diduga akibat dianiaya seniornya.
Heru menyebut bahwa peristiwa itu terjadi di kampus Jalan Gunung Anyar Boulevard No. 1, Gunung Anyar, Surabaya.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini dan menyampaikan duka cita yang mendalam. Mudah-mudahan ini tidak terulang lagi dan menjadi evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan yang ada di Poltekpel Surabaya," ujar Heru.
Heru memberikan ruang dan kesempatan serta membuka pintu lebar-lebar bagi pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan mengungkap kejadian tersebut.
Dia menambahkan bahwa kasus itu telah ditangani Polrestabes Surabaya, dan sudah ada beberapa taruna sedang dimintai keterangan.
"Dari kemarin pihak kepolisian dari Satreskrim Polrestabes Surabaya telah memeriksa 9 hingga 12 orang taruna terkait peristiwa tersebut," ungkapnya.
Baca juga:
5 Fakta Mahasiswi di Jember Tewas Bersama Janinnya, Polisi Tetapkan 1 Tersangka
Menurutnya, bila taruna-taruna yang telah menjalani pemeriksaan itu ada yang terbukti bersalah serta terlibat sebagai pelaku dugaan penganiayaan yang terjadi pada Minggu malam itu, maka kampus akan memberikan sanksi.
Dan sesuai arahan dari Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan sudah jelas mengutuk keras tindakan-tindakan kekerasan tersebut.
"Tentunya kalau ada tindak pidana, kami serahkan kepada polisi. Kalau memang dari sisi aturan pendidikan dan arahan Kepala Badan SDM Perhubungan atas kekerasan itu, akan disanksi. Apabila terbukti tentunya akan disanksi sangat berat dan bisa langsung dikeluarkan," tegasnya.
Baca juga:
Mahasiswa UK Petra Surabaya Lompat dari Gedung, Dikenal Baik dan Aktif
Heru juga membeberkan standar keamanan yang diterapkan di kampus.
"Standar protokol keamanan kampus, pengawasan yang kami lakukan menempatkan SDM, memasang CCTV. Tidak hanya itu, kami juga memberikan pembekalan agama untuk melakukan pendampingan agar hati ini tersentuh," ungkap dia.
"Peristiwa seperti ini terjadi sebenarnya sudah kami antisipasi dengan melakukan pembekalan dari hati, agar semua hati para taruna ini tersentuh agar tidak muncul seperti kekerasan yang dikhawatirkan oleh banyak pihak," tandas Heru.