Pixel Codejatimnow.com

Mahasiswa Meninggal Dianiaya Senior, Pimpinan Kampus Diingatkan Soal Beban Moral

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Kampus Politeknik Pelayaran Surabaya (Foto: Fahrizal Tito/jatimnow.com)
Kampus Politeknik Pelayaran Surabaya (Foto: Fahrizal Tito/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sampai kapan pun, budaya senioritas yang identik dengan sikap sok gagah di depan junior tidak akan pernah hilang di dunia pendidikan Indonesia, khususnya di perguruan tinggi.

Pernyataan tersebut diungkapkan Pakar Hukum Pidana Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Samsul Arifin mengomentari fenomena penganiayaan terhadap MR (20), mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya hingga meninggal yang dilatarbelakangi pembinaan senior ke junior.

"Hal ini terjadi karena sifatnya yang sunstainable, bahkan sampai mereka lulus dan menjadi alumni. Yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal tersebut salah satunya ialah dengan menghidupkan kembali nilai-nilai humanitas," terang Samsul kepada jatimnow.com, Jumat (10/2/2023).

Khususnya dalam organisasi tertentu yang banyak diikuti oleh mahasiswa. Hal tersebut dapat mengubah pola perilaku dan hubungan antara senior dan junior.

Baca juga:
Ini Sosok Galang Mahasiswa IPB yang Meninggal di Pulau Sempu Kabupaten Malang

"Sehingga senior bukan Tuhan, yang segala perintahnya harus dituruti. Dan junior bukan babu, yang harus selalu siap melaksanakan perintah," ungkapnya.

Menurut Samsul, secara normatif, pimpinan kampus tidak dapat diminta pertanggungjawaban pidana. Ini murni tindak pidana penganiayaan berat yang mengakibatkan kematian sebagaimana diatur dalam Pasal 354 ayat (2) KUHP, di mana pelaku dan korbannya adalah perseorangan (natuurlijk persoon).

"Namun pimpinan kampus harus dengan tegas melarang dan menindak setiap tindakan perpeloncoan, apapun bentuk dan alasannya. Karena sejatinya mereka memiliki beban moral untuk melaksanakan kewajiban perguruan tinggi sebagaimana diatur dalam undang-undang," bebernya.

Baca juga:
Truk Terguling Hindari Kucing, Divonis 2 tahun, Mahasiswa Tewas

"Kampus adalah tempat orang-orang yang berpikir, bukan tempat orang-orang yang masih melaksanakan praktik feodalisme, yang selalu identik dengan tindakan preman dan kekerasan," pungkas Samsul.