Pixel Codejatimnow.com

Ketika Ratusan Relawan Bersih-bersih DAS Brantas Gresik

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Sahlul Fahmi
Aksi bersih-bersih DAS Brantas Gresik (Foto: Humas Pemkab Gresik)
Aksi bersih-bersih DAS Brantas Gresik (Foto: Humas Pemkab Gresik)

jatimnow.com - Ratusan relawan bersih-bersih di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Jumat (10/3/2023).

Kegiatan ini digelar sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi ke-49 Pemkab Gresik, sekaligus Hari Jadi ke-536 Gresik.

Aksi bersih-bersih sungai yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup Gresik ini melibatkan ratusan personel dari berbagai unsur masyarakat. Mereka terdiri dari perwakilan OPD di Pemkab Gresik, perusahaan sekitar, pelajar, pasukan kuning, hingga pegiat lingkungan.

Belasan truk pengangkut sampah, perahu karet dan dua unit ekskavator juga disiapkan untuk membantu kelancaran kegiatan tersebut.

"Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak seluruh elemen masyarakat agar turut melestarikan lingkungan, demi keberlangsungan anak cucu kita," ujar Wakil Bupati Gresik, Aminatun Habibah saat memimpin apel persiapan sekaligus pelepasan relawan.

Perempuan yang kerap disapa Bu Min ini juga berharap, pelaksanaan kegiatan serupa bisa terus berkelanjutan dan tidak berhenti satu kali ini saja.

Baca juga:
Freeport Bersihkan Sungai Gresik, Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2024

"Harapannya aksi bersih-bersih ini dapat menjadi momen penyelamatan sungai dari sampah dan polutan baik dari limbah domestik maupun limbah cair industri. Serta meningkatkan semangat masyarakat dalam pelestarian lingkungan di wilayah sungai Kabupaten Gresik," tambahnya.

Permasalahan sampah tengah menjadi salah satu prioritas di Kabupaten Gresik. Dinas Lingkungan Hidup mencatat, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik rata-rata sebanyak 720 meter kubik per hari. Di mana 80 persen sampah dihasilkan dari sampah rumah tangga.

Baca juga:
Gubernur Khofifah Pimpin Bersih-bersih Sungai Avour di Sidoarjo

Sampah rumah tangga terutama di wilayah Gresik kota, yaitu Gresik, Kebomas, dan Manyar, 86% telah ditangani dengan metode yang baik yaitu diangkut dengan petugas kebersihan dan dikomposkan. Sisanya sebesar 14% belum ditangani dengan baik.

Saat ini tengah dilakukan proses pembangunan TPA di wilayah belahan yang akan menampung sampah di wilayah Gresik selatan. Sampah yang dibuang di sungai juga merupakan salah satu penyumbang bencana hidrometeorologi berupa banjir. Apalagi dengan curah hujan yang sangat tinggi beberapa waktu terakhir.

Selain sampah, fokus lain yang tak kalah penting adalah pencemaran sungai. Pertumbuhan Gresik sebagai kota industri dan tingginya investasi yang masuk harus sejalan dengan kesadaran menjaga lingkungan.