Pixel Codejatimnow.com

Pedagang Pasar Tradisional Jombang Masih Menjual Beras di Bawah HET

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Elok Aprianto
Aktivitas pedagang beras di Jombang (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Aktivitas pedagang beras di Jombang (Foto-foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Baru-baru ini pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru bagi beras kualitas medium dan premium. HET beras juga dibagi dalam tiga zonasi.

Untuk zona satu yang meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi, HET beras medium dipatok Rp10.900 per kilogram (kg). Sedangkan HET beras premium Rp13.900 per kg.

Meski HET baru sudah ditetapkan, para pedagang di pasar tradisional Jombang masih menjual beras di bawah HET. Mereka beralasan tidak ada sosialisasi dari pemerintah, terkait HET baru itu.

"Ya belum menjual sesuai HET, karena belum tahu dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pemerintah," ungkap Ahmad Alif (32), pedagang beras di Pasar Pon Jombang, Jumat (17/3/2023).

Alif mengaku saat ini harga beras medium dijualnya dengan harga Rp11.000 per kg. Sedangkan beras premium ia jual di angka Rp12.200 per kg.

Dia menyebut, bila harga beras terlalu mahal, daya beli masyarakat bisa turun.

Baca juga:
Harga Sembako di Surabaya Menembus HET, Berikut Rinciannya

"Kalau di jual mahal orang kan belinya sedikit. Biasanya beli satu karung (1 kwintal) sekarang belinya cuman 15 kg," ucapnya.

Sementara Sugandi (58), pedagang beras di Pasar Citra Niaga (PCN) Jombang mengaku keberatan jika harus menjual beras dengan harga HET. Karena harga HET terlalu tinggi dari jangkauan konsumen.

Baca juga:
Belasan Kios di Sampang Jual Pupuk Bersubsidi Melebihi HET, Petani Menjerit

"Aturan pemerintah bagus saja mas. Tapi realisasi di pasar, keberatan mas konsumen. Karena dengan mahalnya beras sesuai HET, konsumen ketakutan mas untuk membeli beras," paparnya.

Sugandi mengaku menjual beras medium dengan harga Rp11.000 per kg. Dan untuk beras premium ia menjual dengan harga Rp12.500 per kg.

"Kalau diterapkan sesuai HET beras, justru pedagang malah enak mas. Tapi pembeli atau konsumen ini yang keberatan. Karena konsumen mintanya beras bagus, yang murah yang enak mas," pungkasnya.