jatimnow.com - Harga gabah di Ponorogo masih tinggi. Padahal di Bumi Reog sudah memasuki musim panen raya pada Maret-April 2023 ini.
Data dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) harga gabah adalah Rp6.200 per kilogram. Harga itu jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Musim panen tahun 2022 lalu, gabah kering panen (GKP) di harga Rp4 ribu per kilogram.
“Harga antara serapan Bulog dan harga di petani sama. Kisaran Rp6 ribu hingga Rp6,2 ribu,” ujar Kepala Dipertahankan Masun, Jumat (17/3/2023).
Dia menjelaskan harga GKP tetap tinggi. Padahal sudah panen ada pasokan tinggi. Dia menegaskan seharusnya suplai GKP sudah tinggi harusnya harga turun.
“Dugaan saya karena harga pangan internasional krisis. Harga pangan internasional naik, mau tidak mau terdampak,” kata Masun.
Menurutnya yang menentukan harga gabah itu adalah harga beras. Saat ini harga beras masih tinggi karena tidak ada ketetapan.
“Jika ada ketetapan itu nanti jadinya pengaruh ke harga gabah. Harga gabah pasti akan turun karena harga pangan termasuk beras harus berkeadilan. Adil bagi petani, pengusaha dan penggilingan, dan konsumen,” urainya.
Baca juga:
Tertinggi, Harga Gabah Kering Ponorogo Tembus Rp7.000 per Kg
Salah satu petani di Desa/Kecamatan Jetis, Rahmat mengatakan langsung menjemur sesaat setelah panen. Alasannya karena harga masih tinggi.
"Gabah saya laku diangka Rp6 ribu per kilogram. Saya sudah menghubungi para pengepul atau tengkulak untuk membeli gabah punya saya ini,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, ada juga petani yang jual gabah langsung di sawah tanpa dijemur. Harganya tapi lebih murah, cuma diuntungkan karena tidak perlu jemur gabah,
Baca juga:
Semringah Petani Padi di Banyuwangi
Sementara, salah satu pengepul Muhammad Ilyas menambahkan meski harga GKP saat ini cukup tinggi. Menurutnya, harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu.
"Harganya selalu berubah-rubah, awalnya ada yang Rp 6,5 ribu turun Rp6,2 ribu, sekarang Rp6 ribu," pungkasnya.