Pixel Codejatimnow.com

Kakek di Banyuwangi Tewas Gantung Diri dalam Kandang Kambing

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Eko Purwanto
Polisi mengecek TKP (Foto: Polsek Cluring for jatimnow.com)
Polisi mengecek TKP (Foto: Polsek Cluring for jatimnow.com)

jatimnow.com - Kakek berinisial RJ (73), warga Dusun Krajan, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi ditemukan tewas gantung diri dalam kandang kambing belakang rumahnya, Senin (20/03/2023).

Korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 11.00 WIB oleh istrinya bernama Supiyati (70).

"Istri korban meminta bantuan keponakannya untuk mengevakuasi korban. Akan tetapi korban sudah meninggal dunia," ujar Kapolsek Cluring, AKP Eko Darmawan.

Menurut Eko, dari keterangan keluarga, korban sebelumnya pernah melakukan upaya bunuh diri, tapi gagal.

"Sebelumnya, sekitar satu tahun yang lalu korban pernah berusaha melakukan upaya bunuh diri, akan tetapi gagal dikarenakan usahanya tersebut diketahui oleh keluarganya," terangnya.

Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, lanjut Eko, korban bunuh diri diduga akibat menderita sakit menahun.

Baca juga:
Wow! Banyuwangi Jadi Tempat Peluncuran Pusat Pencegahan Polusi Plastik Pertama di Indonesia

"Menderita sakit menahun terutama pada bagian lambung," tambahnya.

Sementara dari hasil identifikasi awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dan keluarga tidak menghendaki proses autopsi.

Setelah proses identifikasi selesai, jenazah korban diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.

Baca juga:
Ijen Resmi Jadi Unesco Global Geopark, Wisata Banyuwangi Siap Go Internasional

 

 

*Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Masyarakat Tulungagung Gelar Tradisi Ulur-Ulur
News

Masyarakat Tulungagung Gelar Tradisi Ulur-Ulur

Tradisi tersebut merupakan warisan leluhur dan menjadi salah satu upaya menjaga kelestarian sumber air dan hutan di Telaga Buret. Air di telaga tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga di Desa Sawo, Ngentrong, Gedangan dan Gamping.