Pixel Codejatimnow.com

Bunda Fey Ajak Emak-emak Kediri Tinggalkan Pembalut Sekali Pakai, Alasannya?

Editor : Rochman Arief  Reporter : Yanuar Dedy
Bunda Fey (empat dari kanan) saat berfoto bersama ibu-ibu kader lingkungan Pemkot Kediri. (foto : Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Bunda Fey (empat dari kanan) saat berfoto bersama ibu-ibu kader lingkungan Pemkot Kediri. (foto : Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri, Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar mengajak ibu-ibu meninggalkan pembalut sekali pakai. Dia sendiri mulai meninggalkan produk pabrikan itu sejak 2016 sebagai bentuk upaya mengurangi sampah plastik.

Menurutnya, upaya mengurangi produksi sampah plastik yang terus mengancam ini bisa dilakukan dari kebiasaan-kebiasaan kecil sehari-hari.

Bunda Fey, sapaannya, menceritakan langkah pertama untuk mengurangi produksi sampah plastik yang ia mulai tahun 2016. Saat itu, istri Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar ini sudah tidak lagi menggunakan pembalut sekali pakai. Dia beralih menggunakan menspad atau kain ketika mestruasi.

"Apa yang saya lakukan ini bisa dimulai secara pribadi tanpa melibatkan orang lain. Prinsip mengurangi sampah harus berangkat dari diri sendiri. Kalau kita punya kemauan, pasti segala hal akan menerapkan prinsip tersebut," kata Bunda Fey dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, di BTN Rejomulyo, Kota Kediri, Selasa (21/3/2023).

Bukan hal yang sulit menurut Bunda Fey untuk mengubah kebiasaan baik ini. Dia bahkan sama sekali tidak merasa terganggu dan tetap nyaman ketika menggunakan pembalut kain untuk beraktifitas saat menstruasi.

Baca juga:
Hadiri Jambore Kader Posyandu Kabupaten Trenggalek, Ini Pesan Novita

Hanya saja, menurutnya, perlu kesadaran yang lebih untuk memulainya. Menggugah kesadaran itu, bisa dilakukan dengan menambah wawasan dengan mengikuti akun-akun media sosial yang mengampanyekan zero waste.

"Penting untuk menambah wawasan kita, salah satunya dengan mengikuti akun-akun media sosial yang melakukan gaya hidup zero waste atau memang dia ini minim sampah dalam hidupnya. Jadi memang harus punya kesadaran terhadap lingkungan. Kalau nggak, ya nggak akan bisa," tambahnya.

Sampah dari pembalut sekali pakai, lanjut perempuan yang hobi bersepeda ini, memiliki efek yang sangat buruk bagi lingkungan. Karena materialnya sulit terurai.

Baca juga:
Ketua TP PKK Trenggalek Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif dan Pemberdayaan Perempuan

"Saya sudah berhasil menerapkannya enam tahun, dan saya harap masyarakat juga bisa menerapkannya. Karena kondisi lingkungan kita ini sudah semakin parah, maka harus masif mengurangi sampah," ungkapnya.

Hal lain yang sudah dilakukan Bunda Fey adalah membawa tumbler minuman, tidak menggunakan sedotan plastik. Serta tidak menggunakan kantung kresek sekali pakai saat berbelanja. Hal ini mungkin dipandang tidak praktis bagi kebanyakan orang, namun langkah kecil ini dapat menyelamatkan lingkungan.