Pixel Codejatimnow.com

Mantan Bupati Jombang Nyono Tutup Usia, Keluarga Ungkap Penyebabnya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Elok Aprianto
Proses pemakaman mantan Bupati Jombang Nyono Suherli Wihandoko di Desa Spanyol, Kecamatan Gudo (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Proses pemakaman mantan Bupati Jombang Nyono Suherli Wihandoko di Desa Spanyol, Kecamatan Gudo (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Keluarga mengungkapkan penyebab meninggalnya Mantan Bupati Jombang, Nyono Suherli Wihandoko.

Nyono menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 05.30 WIB, Sabtu (25/3/2023) di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.

Menurut Lukito, kakak almarhum, adiknya sempat memiliki keluhan pada jantung, sebelum meninggal dunia. Namun saat menjalani pemeriksaan di Surabaya, adiknya dinyatakan sehat dan tidak mengalami gangguan jantung.

"Dia (Nyono) ada gangguan di jantung. Dan sebulan yang lalu saya sendiri yang mengantar beliau ke ahli jantung di Surabaya. Dan dinyatakan normal tidak ada apa-apa," ungkap Lukito.

Dia menambahkan, setelah terpilih sebagai Ketua Komunitas Purnabhakti Kepala Desa Seluruh Indonesia (Kompakdesi) Jawa Timur, Nyono kemudian bertemu dengan ketua Kompakdesi Nasional yang memiliki keluhan sama, yaitu soal jantung.

"Ketua Kompakdesi ini punya gangguan jantung. Dan rencananya akan dipasang ring tiga. Namun setelah dia (ketua Kompakdesi Nasional) treatment di Jakarta, dia gak jadi pasang ring. Dan Pak Nyono itu istilahnya terpesona untuk ikut treatment di Jakarta," paparnya.

Dia menjelaskan, dalam treatment tersebut, umumnya satu kali suntik biasanya dilakukan dalam kurun waktu dua minggu sekali atau satu bulan sekali.

"Pak Nyono itu, dalam seminggu empat kali treatment. Jadi over dosis lah. Ya mungkin karena beliaunya ingin segera sembuh, fit makanya dia seminggu minta empat kali," jelasnya.

Dia menyebut, pada treatment minggu kedua atau kelima, Nyono mengeluhkan adanya gangguan pernafasan.

"Setelah mengeluh sebenarnya sudah kita cegah. Jangan dulu lah. Tapi ternyata ngajak adiknya yang namanya Pak Memet itu, yang kebetulan Pak Memet memang ada kelainan jantung," paparnya.

Setelah menjalani treatment yang kedua di Jakarta, sambung Lukito, Nyono dan Memet merasa ada gangguan di saluran pernafasan.

"Akhirnya Pak Memet gak melanjutkan treatment. Kemudian Pak Nyono melanjutkan sampai treatment ketujuh. Terus beliau pulang treatment langsung menuju ke Surabaya, sekitar hari Minggu (tanggal 19) kemarin," ungkapnya.

Pada saat perjalanan, Lukito menyebut kondisi Nyono tidak membaik, malah sebaliknya. Saat pulang di bandara, Nyono sudah tidak kuat berjalan.

Baca juga:
Fakta Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto

"Terus pada hari Senin, Pak Nyono ini nyekar (ziarah) ke makam keluarga di Gudo, Jombang," ujarnya.

Setelah ziarah ke makam keluarga pada hari Senin, sorenya Nyono melanjutkan perjalanan pulang ke Malang.

"Terus Selasa pagi telepon saya, bilang kalau minta saya ke Malang. Alasannya karena badannya gak enak. Terus saya datang dan ketemunya di rumah sakit," bebernya.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, selanjutnya Nyono dirujuk ke RS Saiful Anwar Malang. Mengingat di rumah sakit sebelumnya, belum ada peralatan yang digunakan untuk menangani keluhan Nyono.

"Karena gak ada alat untuk memasang ring di jantung, akhirnya dirujuk ke RS Saiful Anwar pada Selasa malam. Setelah itu pada Rabu pagi dievaluasi oleh dokter dan pada Rabu siang diagendakan untuk memasang ring di jantung Pak Nyono," jelas dia.

"Terus saya maunya Pak Nyono dibawa ke Surabaya atau ke Jakarta, kalau perlu ke Malaysia. Tapi katanya dokter situ, Pak Nyono sudah gak kuat. Kalau dibawa ke Surabaya aja resikonya tinggi. Ya udah akhirnya dipasang ring di RS Saiful Anwar," sambung Lukito.

Baca juga:
8 Caleg Lolos DPRD Jatim dari Dapil 10, Ada Istri Mantan Wabup Jombang

Pada tindakan yang dilakukan dokter RS Saiful Anwar, Lukito menyebut bahwa diketahui pada cabang jantung Nyono terdapat penyumbatan.

"Ada penyumbatan pada cabang jantung Pak Nyono sekitar 90 persen. Karena ada pengerasan akhirnya dibor, dan dipasang ring. Tetapi hasilnya jantung tidak bekerja maksimal, itu pada hari Kamis," jelasnya.

Lantaran jantung tidak berfungsi maksimal, Nyono sempat mengalami beberapa kali anfal. Hingga Nyono dinyatakan meninggal dunia.

"Setelah ditunggu sehari, sampai malam kok malah anfal. Padahal orang biasanya kalau dipasang ring itu fungsi jantung jadi normal. Itu malah gak," imbuhnya.

Mengetahui hal tersebut, Lukito sempat menanyakan ke dokter. Dan saat itu para dokter sedang melakukan evaluasi atas apa yang terjadi pada Nyono.

"Akhirnya sampai Jumat itu anfal lagi, sampai tiga kali. Terus terakhir tadi pagi itu. Habis salat subuh saya masuk lihat kok merah. Akhirnya dipanggil dokter. Ternyata juga anfal. Setelah dilakukan pertolongan hampir satu jam, tidak ada hasil. Sudah dinyatakan meninggal dunia," pungkas Lukito.