Pixel Code jatimnow.com

Keren! Film Kampoeng Thengul Karya Anak Desa di Bojonegoro Terbaik dalam FDBL 2022

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Misbahul Munir
Wintari (berhijab hitam) saat menerima penghargaan di Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jakarta (Foto: Wintari for jatimnow.com)
Wintari (berhijab hitam) saat menerima penghargaan di Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jakarta (Foto: Wintari for jatimnow.com)

jatimnow.com - Film Dokumenter Kampung Thengul karya anak Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro dinobatkan sebagai karya terbaik 3 dalam Festival Dokumenter Budi Luhur (FDBL) Tahun 2022.

Film dokumenter bertajuk 'Sebuah Asa dari Kampoeng Thengul' itu lolos dan menyingkirkan beberapa peserta lain dari seluruh Indonesia.

Penulis Naskah Film Dokumenter Kampoeng Thengul, Wintari mengungkapkan, ajang FDBL Tahun 2022 diselenggarakan Universitas Budi Luhur Jakarta. Kegiatan itu merupakan salah satu festival dokumenter nasional bergengsi bagi para sineas Tanah Air.

Wintari mengungkapkan, terdapat proses panjang yang harus dilalui sebelum mengikuti festival tersebut yang dimulai pada November 2022.

Tahapannya mulai dari pengajuan proposal, proses seleksi, pitching forum, hingga penentuan empat proposal terbaik dan akhirnya dilakukan sreening perdana di Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jakarta pada Rabu (29/3/2023).

"Alhamdulillah kerja keras kami dan tim mendapatkan apresiasi dinobatkan sebagai karya terbaik ketiga," ujar Wintari, yang juga penggagas Kampung Thengul di Dusun Kedungkrambil, Desa Sumberjo itu, Kamis (30/3/2023).

Pada ajang ini, lanjut Wintari, ia mengambil submisi FDBL 2022 dengan tema Kearifan Lokal.

Baca juga:
Yayasan Gang Sebelah Produksi Film Mat Kauli, Maestro Macapat Gagrak Gresik

Menurutnya, penggarapan film dokumenter itu dilaksanakan sejak November 2022. Mulai dari proposal dan penggarapan naskah hingga kemudian dilakukan proses produksi pada Februari dan rampung digarap pada awal Maret 2023 lalu.

"Jadi sebenernya film ini prosesnya panjang sekali. Mulai lombanya adalah lomba ide cerita lalu naskah, pitching forum, dan seterusnya sampai akhirnya lolos pendanaan dan jadi finalis," bebernya.

Film Dokumenter Kampoeng Thengul ini menyuguhkan potret kearifan sosial budaya dan kesenian warga lokal, seperti didirikannya sanggar kesenian Tari Thengul, latihan karawitan, dan pagelaran Wayang Thengul hingga mengupas sejarah dari kebudayaan dan kesenian tersebut.

Baca juga:
Hilangnya Film Dirty Vote Disorot

"Kami turut menghadirkan budayawan yang paham betul tentang Wayang Thengul, yang kamudian dijadikan narasumber dalam film (dokumenter) itu," sambungnya.

Atas capaian tersebut, Wintari berharap karyanya tersebut dapat menginspirasi banyak orang, khususnya anak muda, agar dapat terus melestarikan kebudayaan.

"Harapan kami, film tersebut dapat menjangkau dan menginspirasi banyak penonton," tandasnya.