Pixel Codejatimnow.com

Ibu di Kota Batu Raup Puluhan Juta Rupiah Per Hari dari Produksi Keripik Buah

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Titan
Para pegawai tengah mengolah buah untuk dijadikan keripik (Foto-foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)
Para pegawai tengah mengolah buah untuk dijadikan keripik (Foto-foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Lilik Sumarlik (51), ibu rumah tangga asal Dusun Kekep, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Batu mampu menghasilkan uang puluhan juta rupiah setiap hari dari produksi keripik buah.

Apalagi menjelang lebaran, banyak masyarakat yang berburu camilan sehingga permintaan keripik buah itu meningkat sampai 70 persen dari hari biasanya.

Lilik menjelaskan, peningkatan pesanan tersebut melalui offline maupun online. Dari produk yang ia jual varian keripik paling diminati yaitu apel, nangka, dan pisang. Meski begitu keripik, salak, rambutan, mangga, dan nanas juga cukup laku.

"Alhamdulillah mendekati lebaran permintaan meningkat terus. Dari 7 varian yang ada apel yang paling diminati. Bahkan sering saya kehabisan stok, sehingga mengharuskan para pembeli melakukan pre order (PO)," ujar Lilik, Senin (10/4/2023).

Omzet yang dia dapatkan pun cukup menggiurkan, yaitu Rp20 juta dalam sehari dengan menghabiskan 1,5 ton keripik berbagai varian. Untuk pengiriman online, Lilik mengaku bisa mengirim sekitar 75 sampai 100 paket. Bahkan, saat ini stok keripik hasil produksinya mulai menipis.

Lilik Sumarlik menunjukkan keripik buah produksinyaLilik Sumarlik menunjukkan keripik buah produksinya

Baca juga:
Pemkab Ponorogo Gelar Pasar Malam di Alun-Alun, Catat Tanggalnya Lur!

"Kadang sampai 150 paket pengiriman. Itu momen lebaran. Kalau sebelumnya 25 sampai 30 paket, 40 hingga 50 paket. Sekarang saja sudah kehabisan stok untuk yang dijual online, dan gudang mulai menipis barangnya," bebernya.

Kemudian untuk penjualan offline rata-rata pembelian melalui sistem bal dengan harga Rp80 ribu hingga Rp130 ribu setiap kilogram tergantung jenis keripiknya.

"Kebanyakan para pembeli tersebut melakukan packing lagi dan menjualnya kembali dengan merk mereka sendiri," jelas dia.

Baca juga:
Pelindo Terminal Petikemas Ajak UMKM Disabilitas Belajar Digital Marketing

Dalam usahanya, Lilik tak sendiri. Dia memberdayakan para tetangganya. Total ada 20 pekerja di tempat produksinya. Juga terdapat pegawai rumahan yang bekerja mengupas apel dan disetor ke tempat usahanya.

"Jadi untuk yang kupas-kupas tidak hanya di sini, tapi banyak yang dibawa ke rumah-rumah. Jadi mereka setor ke sini dalam bentuk kupasan, sistemnya borongan. Sebab tujuan kami yaitu pemberdayaan masyarakat terutama lansia sekitar sini," pungkasnya.