jatimnow.com - Terduga pelaku penganiayaan terhadap salah satu anggota ormas (organisasi masyarakat) pada peristiwa bentrokan antar pemuda di asrama Jalan Kalasan No. 10, Tambaksari, Surabaya, hingga Kamis (16/8/2018) petang belum tertangkap.
Bentrokan yang diduga dipicu adanya penolakan pemasangan Bendera Merah Putih oleh penghuni asrama tersebut, memunculkan sejumlah isu sensitif, sehingga peristiwa itu berbuntut panjang. Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) akhirnya angkat bicara.
Piter F Rumaseb, Ketua IKBPS akhirnya mendatangi Polrestabes Surabaya terkait persoalan tersebut. Bersama beberapa orang, Piter meminta Polrestabes Surabaya mengusut tuntas penganiayaan tersebut dan menangkap pelakunya.
"Kami akan membantu memberikan informasi kepada kepolisian," sebutnya, Kamis (16/8/2018) sore.
Terkait dugaan penolakan pemasangan Bendera Merah Putih oleh para penghuni asrama pada Rabu (15/8/2018) siang yang berujung bentrok, Piter membeberkan jika para penghuni asrama memang sudah bertahun-tahun tidak pernah mengibarkan Bendera Merah Putih saat HUT RI.
"Apalagi soal perkataan mereka (penghuni asrama) yang mengalami diskriminasi dan ditolak di tanah Jawa, itu sama sekali tidak benar. Saya sudah 20 tahun hidup di Surabaya, dan diterima baik di sini," beber Piter.
Piter juga meminta agar kepolisian mengusut adanya provokator yang selama ini menghuni asrama. Sebab dalam data yang diterimanya, asrama itu dihuni 17 orang. 4 orang diantaranya bukan mahasiswa lagi, sedangkan lainnya masih mahasiswa aktif.
Reporter : Narendra Bakrie
Editor: Arif Ardianto
Baca juga:
Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Kerusuhan Suporter di Gresik
URL : https://jatimnow.com/baca-5786-bentrok-antar-pemuda-begini-kata-ikatan-keluarga-besar-papua-surabaya