Pixel Codejatimnow.com

Bisnis Action Figur yang Tak Pernah Mati

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Yanuar Dedy
Yahya menunjukkan koleksi action figurnya (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)
Yahya menunjukkan koleksi action figurnya (Foto: Yanuar Dedy/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bagi para penggemarnya, action figure bukanlah sekadar mainan biasa.

Miniatur tokoh film, vidio game atau komik ini sudah menjadi barang koleksi, yang tak jarang didapatkan dengan harga mahal.

Hal itu ditangkap sebagai peluang bisnis oleh Yahya Muchamad Latif, pemuda asal Kota Kediri. Beberapa tahun terakhir dia terus mengembangkan bisnis tersebut.

Menurut Yahya, peminat dari miniatur action figur ini terbilang cukup banyak. Usianya pun beragam, mulai anak-anak hingga kalangan orang dewasa. Bahkan ada pelanggannya yang berusia 60 tahun yang terus menambah koleksinya.

"Kediri saja, kota dan kabupaten banyak peminatnya. Dari kota-kota sekitar juga cukup banyak. Intinya, selama di Jepang masih ada film untuk figur, akan terus ramai," ungkap Yahya, Rabu (12/4/2023).

Tokoh atau karakter favorit melalui film yang terus bermunculan itu, menjadi pusat perburuan bagi kolektor untuk bisa mendapatkannya. Bisa dibilang, bisnis ini tak pernah mati.

Baca juga:
11 Peluang Bisnis Menjanjikan Tahun Ini, Ada yang Cocok?

Banyaknya minat terhadap miniatur ini, terlihat dari jumlah miniatur yang terjual per hari. Digerai yang ia buka di salah satu swalayan Kota Kediri itu, Yahya mengaku, dalam sehari mampu menjual 100-300 pcs miniatur berbagai action figur.

Sedangkan untuk harga dari miniatur ini terbilang cukup bervariatif, mulai Rp10 ribu hingga puluhan juta rupiah, tergantung dari ukuran dan tingkat kerumitan pembuatan.

"Lebih detil harganya lebih mahal," terang Yahya.

Baca juga:
Pakuwon City Surabaya Tambah Ruko di Kawasan Komersial, Cek Harganya!

Yahya mengatakan, koleksi miniatur bukanlah sekadar sebuah hobi maupun mencari sebuah kesenangan semata. Seiring perkembangan waktu, miniatur dapat dijadikan sebagai investasi.

Mengingat harga miniatur semakin hari bakal semakin mahal, terutama bagi para kolektor baru yang bermaksud melengkapi koleksinya. Namun benda tersebut terbatas karena sudah tak diproduksi lagi.