jatimnow.com - Polisi asal Lampung, Aipda Romi yang fotonya dicomot penipu untuk video call sex (VCS) dan mengelabuhi janda satu anak di Banyuwangi, angkat suara atas peristiwa itu.
Romi mengaku kaget fotonya dipakai penipu untuk memeras janda berinisial EW (36), warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi.
Saat dihubungi melalui panggilan video WhatsApp, Romi memastikan bahwa akun Facebook yang digunakan untuk mengelabuhi janda tersebut bukan miliknya. Namun akun itu mengambil fotonya untuk dijadikan foto profil Facebook pelaku.
"Foto saya dipakai akun Facebook itu. Turut prihatin dengan apa yang dialami Ibu EW," ujar Romi kepada jatimnow.com, Rabu (12/4/2023).
Tak hanya itu, nama Ipda yang disematkan pada akun tersebut juga tidak benar. Romi menyatakan bahwa dirinya saat ini berpangkat Aipda dan bukan perwira pertama seperti yang digunakan dalam akun Facebook itu.
"Pangkat saya Aipda bukan Ipda. Berati sudah jelas itu akun palsu," tegasnya.
Penipuan dengan menggunakan akun Ipda Romi ternyata kerap terjadi dan menimpa sejumlah wanita di Indonesia. Korbannya, kata Romi, berasal dari berbagi latar belakang pekerjaan.
Baca juga:
Kepincut Akun Bergambar Polisi, Janda Satu Anak di Banyuwangi Terjebak VCS
"Udah basi ya penipuan seperti itu. Sering menimpa TKW atau wanita di dalam negeri yang statusnya single mom atau janda. Kebanyakan usia 40 ke atas yang mencari teman kencan di media sosial," ungkap Romi.
Setelah menguasai video asusila milik korbannya, pelaku kemudian memeras korban dengan meminta uang. Bila tidak dituruti, terang Romi, pelaku mengancam akan menyebar ke media sosial.
"Polanya sama dan berulang kali terjadi. Maka dari itu saya minta untuk waspada apabila ada akun media yang menggunakan foto saya," imbuhnya.
Baca juga:
Video Call Sex Kepala SMPN di Magetan Diduga Disebar Pelaku Pemerasan
Romi merupakan personel kepolisian yang berdinas di Bidang Dokkes (Biddokkes) Polda Lampung.
Sebelumnya, janda asal Banyuwangi itu nyaris jadi korban pemerasan oleh teman kencan virtualnya yang mengaku sebagai perwira polisi berpangkat Ipda.
Janda mengaku diperas senilai Rp20 juta lantaran video pribadinya diancam akan disebar oleh pelaku. Pelaku mendapatkan video itu saat VCS dengan korban.