Pixel Codejatimnow.com

Keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung Sudah Tepat, Ini Kata Pengamat

Editor : Zaki Zubaidi  
Kegiatan operasional di PT Prima Multi Terminal. (Foto-foto: Pelindo for jatimnow.com)
Kegiatan operasional di PT Prima Multi Terminal. (Foto-foto: Pelindo for jatimnow.com)

jatimnow.com - Pengamat kepelabuhanan sekaligus Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi mengatakan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai bagian dari program strategis nasional hilirisasi dan pengiriman logistik sudah tepat.

Pelabuhan tersebut akan menjadi pendukung aktivitas KEK Sei Mangkei dan kawasan industri di sekitar pelabuhan. Hal ini ia sampaikan untuk merespons anggapan beberapa pihak yang menyebut pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung hal yang sia-sia.

Menurutnya kawasan industri akan efektif jika didukung dengan keberadaan Pelabuhan, untuk distribusi bahan baku maupun hasil produksi dari sejumlah pabrik di dalam kawasan industri.

"Bagaimana mereka yang ada di kawasan industri mau membangun pabriknya jika jauh dari pelabuhan, sementara kita tahu barang konstruksi ataupun mesin pabrik ukuran maupun jumlahnya juga cukup besar. Ini kita masih berbicara soal pembangunan pabrik, belum distribusi hasil produksi,” kata Siswanto, dalam keterangan resmi, Jumat (14/04).

Geliat aktivitas pelabuhan disebut akan terus meningkat seiring dengan beroperasi sejumlah pabrik di KEK Sei Mangkei ataupun di Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Siswanto mengatakan, dari data yang ia peroleh, Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya adalah kolam pelabuhan yang memiliki kedalaman mencapai minus 17 meter low water spring (LWS).

Kedalaman itu membuat Pelabuhan Kuala Tanjung dapat melayani kapal ukuran panjang kurang lebih 250 meter. Dengan ukuran tersebut, kapal dapat mengangkut muatan barang kurang lebih mencapai 10.000-30.000 ton curah maupun general cargo dan peti kemas sekitar 4.000 TEU’s.

“Letak pelabuhan juga strategis, ada di Selat Malaka, jadi sangat efektif bagi industri, baik untuk ekspor maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri,” lanjutnya.

Kondisi akan berbeda jika pelabuhan dibangun di tengah atau di akhir ketika kawasan industri sudah beroperasi. Hal itu disebut Siswanto bisa mengganggu distribusi barang, karena belum adanya fasilitas pelabuhan. Pilihan menggunakan Pelabuhan Belawan akan menambah biaya logistic, mengingat jarak yang cukup jauh dari KEK Sei Mangkei maupun dari Kawasan Industri Kuala Tanjung.

“Membangun pelabuhan butuh waktu, tidak sebentar, tidak serta merta langsung ramai, karena akan mengikuti barang atau muatan. Semua pasti sudah ada kajiannya. Jadi, keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah tepat, tinggal bagaimana pihak-pihak yang berkepentingan berkolaborasi serta memacu pengembangan kawasan industri di sekitar Pelabuhan,” tambah Siswanto.

Sementara itu, Direktur Utama PT Prima Multi Terminal (PMT Kuala Tanjung) Eko Hariyadi Budiyanto mengatakan arus kapal dan barang di Pelabuhan Kuala Tanjung terus meningkat sejak beroperasi tahun 2019.

Baca juga:
IPC TPK Melepas Keberangkatan Peserta Mudik bersama BUMN Pelindo

Arus peti kemas pada tahun 2019 mencapai 23,9 ribu TEU’s, sementara tahun 2020 mencapai 54 ribu TEU’s. Tahun 2021 mengalami peningkatan hingga 70,3 ribu TEU’s dan sedikit menurun 0,5 persen tahun lalu.

“Bukan hanya arus peti kemas yang mengalami peningkatan, arus barang curah kering juga tumbuh. Pada tahun 2022 lalu tercatat sebanyak 10,8 ton,” kata Eko.

Selain peti kemas dan general cargo, Pelabuhan Kuala Tanjung juga menangani bongkar muat curah cair dan general cargo. Perseroan mencatat arus curah cair tahun 2019 sebanyak 102 ribu ton dan meningkat menjadi 366 ribu ton tahun 2020. Arus curah cair pada tahun 2021 tercatat sebanyak 672 ribu ton.

Sementara untuk arus barang general cargo, tahun 2021 mencapai 4,1 ribu ton menjadi 63,1 ribu ton pada 2022 lalu.

“Kami akui arus kapal dan barang masih fluktuatif. Namun demikian manajemen terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan kapal maupun arus barang di Pelabuhan Kuala Tanjung,” ia menambahkan.

Baca juga:
Pelindo Berbagi Ramadan, Terminal Teluk Lamong Salurkan 2.800 Paket Sembako

Manajemen PMT Kuala Tanjung menyebut telah bertemu dengan sejumlah operator kapal peti kemas internasional hingga pemilik barang. Hasilnya, diperlukan sejumlah langkah untuk meningkatkan kunjungan kapal, di antaranya insentif tarif bagi pelayaran, penyediaan depo untuk penumpukan peti kemas kosong (empty) dengan tarif kompetitif.

Selanjutnya diperlukan kerja sama dengan pemilik barang, dengan jaminan biaya yang lebih kompetitif jika dibandingkan melalui Singapura. Serta kerja sama pelayanan kegiatan kepelabuhanan bagi para perusahaan yang sedang melakukan pembangunan pabrik di KEK Sei Mangkei.

Selain itu, Kawasan Industri Kuala Tanjung juga perlu dikembangkan dan dioptimalkan. Di masa yang akan dating, Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan barang curah dan pusat rantai pasok (bulk logistic and supply chain hub). Menurut Eko, terdapat potensi arus barang kurang lebih sebanyak 2,7 juta ton per tahun apabila industri di sekitar pelabuhan sudah beroperasi penuh.

“Para pemangku kepentingan yang terdiri atas regulator, operator dan pemilik barang juga telah menandatangani komitmen bersama untuk optimalisasi Pelabuhan Kuala Tanjung. Kami optimis jika KEK Sei Mangkai dan Kawasan Industri Kuala Tanjung sudah beroperasi penuh, peran Pelabuhan Kuala Tanjung akan semakin terlihat," tegas Eko.